Ujoh Bilang (Antaranews Kaltim) - Pola kunjungan wisata di kawasan perbatasan negara di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, belum terkoneksi dengan kabupaten/kota sehingga menyulitkan wisatawan untuk berkunjung.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian ketika dihubungi dari Ujoh Bilang, Senin, mengatakan, perlu ada konektivitas kunjungan wisata ke kabupaten termuda di Kaltim ini, sehingga wisatawan yang turun dari bandara di Balikpapan maupun Samarinda memiliki kepastian titik mana saja yang akan dikunjungi.

"Sekarang belum terkoneksi, sehingga wisatawan Nusantara saja masih bingung mengenai akses maupun lokasi mana saja yang menarik, apalagi wisatawan mancanegara. Interkonektivitas inilah yang mesti dibangun pihak terkait," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa tiap orang memiliki ketertarikan berbeda dalam kunjungan wisata, ada yang suka wisata bahari, ada yang suka wisata religius, ada yang suka wisata budaya dan alam pedalaman sehingga masing-masing objek wisata ini memiliki pasar tersendiri.

Di Mahakam Ulu, katanya, potensi untuk menarik wisatawan dari subbudaya dan kondisi alam yang sudah unik ini telah lama terbentuk secara alami, maka hal yang dibutuhkan tinggal teknik pengemasan oleh pihak terkait mulai pemda hingga swasta.

Memang jalur darat dari Kabupaten Kutai Barat menuju Mahakam Ulu belum tersambung, namun bukan suatu halangan berarti dalam pengembangan kepariwisataan, karena masih ada jalur sungai maupun jalur udara, meski untuk jalur udara masih terbatas.

Dalam hal ini, tentu bisa ditawarkan paket wisata yang langsung tercantum nilai harganya, lama perjalanan, serta objek mana saja yang bisa dikunjungi.

Misalnya dari Samarinda ke Kutai Barat dengan beberapa titik kunjungan, dilanjutkan perjalanan ke Mahakam Ulu lewat Sungai Mahakam berikut daftar objek wisatanya, termasuk mencantumkan kalender adat dan budaya di bulan-bulan tertentu.

Bisa juga ditawarkan jalur udara dari Samarinda ke Long Pahangai, bagian hulu ibu kota Mahakam Ulu, karena bisa jadi ada turis yang lebih menikmati budaya di perbatasan, termasuk keekstreman Riam 611, yakni riam yang lokasinya antara Tiong Ohang dan Long Apari.

Di Mahakam Ulu juga belum tercipta lokasi wisata terpadu mulai dari wisata kuliner, keluarga, homstay, souvenir, outbond, dan lainnya, padahal tempat seperti ini juga diperlukan agar ada destinasi jelas, sehingga dari titik ini, wisatawan yang ingin melanjutkan ke objek wisata lain memiliki kepastian.

"Berbagai konsep seperti ini yang harus dimunculkan dengan program yang terukur, sehingga pemerintah pusat ketika membaca usulan dari daerah bisa membantu mengembangkan.

Kami sebagai wakil rakyat siap mengawal usulan yang konkret. Apalagi Mahakam Ulu merupakan perbatasan yang harus mendapat perhatian khusus," tutur legislator asal daerah pemilihan Kaltim ini. (*)

Baca juga: Bonifasius gali potensi wisata di Mahakam Ulu
Baca juga: Festival Hudoq Mahakam Ulu digelar 23-27 Oktober

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018