Samarinda (Antaranews Kaltim) - Komunitas peduli lingkungan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, melakukan pembibitan dan penanaman pohon di jalur hijau Sungai Karang Mumus guna investasi ekologi, dengan harapan sungai bisa menjadi bersih dan sehat.

"Untuk menciptakan sungai bersih dan sehat, seharusnya tidak dijadikan tempat pembuangan limbah, juga harus ada tumbuhan dan tanaman penyerap polutan air," ujar Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah (GMSS) SKM Samarinda, Misman di Samarinda, Senin.

Menurutnya, dulu di sepanjang Sungai Karang Mumus (SKM) ini banyak spesies ikan dan aneka jenis satwa seperti orang utan, monyet, bekantan, aneka jenis burung, bahkan burung enggang pun ada.

Namun berbagai jenis ikan tersebut kini banyak yang hilang karena disetrum dan diracuni. Kemudian orang utan dan aneka satwa lain pindah karena hutan di riparian SKM yang seharusnya dibiarkan, justru banyak yang ditebang sehingga para satwa tersebut kehilangan tempat berteduh sekaligus kehilangan tempat mencari makan.

Demi keberhasilan investasi ekologi itu, pihaknya terus membibitkan, menanam, dan memelihara ratusan pohon yang berhasil ditanam. Pemeliharaan merupakan hal yang mutlak karena tanpa perawatan, maka tingkat pertumbuhan bibit yang ditanam hanya sekitar 25 persen.

Sedangkan aneka jenis tanaman khas sungai yang saat ini berhasil dibibitkan, lanjut Koordinator Umum GMSS-SKM, Yustinus Sapto Hardjanto, ada sekitar 9.000 bibit, antara lain bungur sebanyak 4.262 bibit, kademba 420, singkuang 1.615, putat 260, dan bibit pohon bengalon sebanyak 870 polibag.

Bibit pohon tersebut sudah siap tanam karena tingginya sudah di atas rumput liar, sehingga bagi warga mana saja yang ingin berpartisipasi menanam, GMSS-SKM mempersilahkan, karena lima tahun ke depan dan seterusnya, manfaat pohon ini akan bisa dirasakan terutama oleh warga Samarinda.

Selain mengajak menanam, GMSS-SKM juga mengajak warga berpartisipasi merawat baik merawat tanaman yang sudah ditanam maupun merawat SKM, sehingga bagi yang berminat dipersilahkan datang ke Sekolah Sungai sekaligus Posko GMSS-SKM yang berlokasi di Muang Ilir, Lempake, Kecamatan Samarinda Utara.

Yustinus juga mengatakan, bahwa makin hari ancaman terhadap eksistensi SKM semakin besar, yakni dimulai pemerintah dahulu yang berusaha membersihkan area kanan kiri dari permukiman. Namun sejak saat itu hingga sekarang belum juga mampu mencegah tumbuh dan berkembangnya area permukiman di bagian tengah menuju hulu. 

"Pemerintah juga gagal mempertahankan area tangkapan dan resapan air, termasuk perlindungan air di daerah aliran sungai (DAS) Karang Mumus," tutur Yus. 

Ia juga mengatakan, Samarinda hingga sekarang pun gagal menambah luasan hutan kota untuk memenuhi syarat minimal, karena luasan hutan kota masih sangat jauh dari yang diisyaratkan untuk mempertahankan keseimbangan lingkungan hidup. (*)
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018