Samarinda (ANTARA News Kaltim)- Jumlah warga yang buta aksara di Kaltim sisa 1,7 persen dari total jumlah penduduk tiga juta jiwa lebih, atau berada di bawah angka rata-rata nasional yang sebesar 4,79 persen, kendati demikian tetap berkomitmen menurunkan hingga di bawah 1 persen.
"Terkait dengan komitmen menurunkan angka buta aksara tersebut, maka Pemerintah Provinsi Kaltim melalui APBD 2011 telah menggulirkan dana senilai Rp2,3 miliar," ucap Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) H Musyahrim di Samarinda, Kamis.
Selain dana dari APBD Kaltim, Pemerintah Pusat melalui APBN 2011 juga memberikan bantuan untuk pengurangan buta aksara senilai Rp2,1 miliar, sehingga total dana yang ada mencapai Rp4,4 miliar.
Dana itu antara lain digunakan untuk kegiatan dan bantuan pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar, serta untuk keaksaraan usaha mandiri bagi warga yang buta huruf.
Adapun kegiatan yang dilakukan di antaranya bekerjasama dengan lembaga yang menangani pendidikan keaksaraan, seperti Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM), kelompok belajar, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap warga buta huruf.
Kegiatan lainnya adalah seperti yang sudah dilakukan beberapa hari lalu, yakni menyelanggarakan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bagi tutor atau penyelenggara Pemberantasan Buta Huruf (PBH) untuk angkatan I Program Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI).
Diklat ini dilaksanakan dalam upaya untuk menyamakan persepsi bagi pengelolaan dan penyelengaraan pemberantasan buta aksara di daerah-daerah se-Kaltim, dengan tujuan mengejar angka buta aksara yang saat ini sekitar 1,7 persen itu agar terus berkurang.
Penyelenggara Pemberantasan Butu Huruf angkatan I itu dilakukan demi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui sektor pendidikan. Diklat yang diselenggarakan bagi tutor PBH ini jelas untuk mengurangi angka kebuta-aksaraan itu.
Dinas Pendidikan Kaltim bersinergi dengan pengelola di kabupaten dan kota juga melakukan pendataan dan pembinaan, sehingga bagi masyarakat yang sudah mengikuti proses pembelajaran buta aksara melalui kejar paket A, B dan C akan terus dibina, sedangkan yang belum akan dikumpulkan pada berbagai kelompok belajar untuk mengikuti program ini.
Selain itu, bagi peserta didik dalam program itu juga diberikan pelatihan tambahan berupa pelatihan berbagai keterampilan, sehingga para peserta didik selain mampu baca tulis juga memiliki keterampilan terhadap suatu keahlian pada bidang usaha tertentu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
"Terkait dengan komitmen menurunkan angka buta aksara tersebut, maka Pemerintah Provinsi Kaltim melalui APBD 2011 telah menggulirkan dana senilai Rp2,3 miliar," ucap Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) H Musyahrim di Samarinda, Kamis.
Selain dana dari APBD Kaltim, Pemerintah Pusat melalui APBN 2011 juga memberikan bantuan untuk pengurangan buta aksara senilai Rp2,1 miliar, sehingga total dana yang ada mencapai Rp4,4 miliar.
Dana itu antara lain digunakan untuk kegiatan dan bantuan pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar, serta untuk keaksaraan usaha mandiri bagi warga yang buta huruf.
Adapun kegiatan yang dilakukan di antaranya bekerjasama dengan lembaga yang menangani pendidikan keaksaraan, seperti Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM), kelompok belajar, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap warga buta huruf.
Kegiatan lainnya adalah seperti yang sudah dilakukan beberapa hari lalu, yakni menyelanggarakan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bagi tutor atau penyelenggara Pemberantasan Buta Huruf (PBH) untuk angkatan I Program Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI).
Diklat ini dilaksanakan dalam upaya untuk menyamakan persepsi bagi pengelolaan dan penyelengaraan pemberantasan buta aksara di daerah-daerah se-Kaltim, dengan tujuan mengejar angka buta aksara yang saat ini sekitar 1,7 persen itu agar terus berkurang.
Penyelenggara Pemberantasan Butu Huruf angkatan I itu dilakukan demi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui sektor pendidikan. Diklat yang diselenggarakan bagi tutor PBH ini jelas untuk mengurangi angka kebuta-aksaraan itu.
Dinas Pendidikan Kaltim bersinergi dengan pengelola di kabupaten dan kota juga melakukan pendataan dan pembinaan, sehingga bagi masyarakat yang sudah mengikuti proses pembelajaran buta aksara melalui kejar paket A, B dan C akan terus dibina, sedangkan yang belum akan dikumpulkan pada berbagai kelompok belajar untuk mengikuti program ini.
Selain itu, bagi peserta didik dalam program itu juga diberikan pelatihan tambahan berupa pelatihan berbagai keterampilan, sehingga para peserta didik selain mampu baca tulis juga memiliki keterampilan terhadap suatu keahlian pada bidang usaha tertentu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011