Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Kepolisian Daerah Kalimantan Timur meminta masyarakat di daerah setempat tetap tenang dan tidak takut atas ancaman teror seperti yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur, Minggu pagi.

"Sebab sejatinya aksi teror untuk menciptakan ketakutan dan membuat panik masyarakat," jelas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kaltim Komisaris Besar Polisi Ade Yaya Suryana, diubungi di Balikpapan, Minggu petang.

Dalam suasana panik dan takut itulah, lanjut Ade, teroris mendapatkan keuntungan guna mencapai dan mewujudkan tujuan-tujuannya.

Alasan lain untuk tidak perlu takut adalah polisi dan aparat keamanan lainnya sudah bersiaga dan siap atas segala kemungkinan.

"Terlebih lagi ada ancaman teror seperti ini," tegasnya.

Imbauan untuk tidak takut atas ancaman terorisme juga datang dari kelompok-kelompok masyarakat, salah satunya Komunitas Gusdurian Kaltim yang menggelar aksi doa bersama di Lapangan Merdeka Balikpapan pada Minggu malam.

"Seribu teror tidak akan membuat kami takut," tandas Ebin Marwi, koordinator Gusudurian Kaltim.

Polda Jatim menyatakan korban serangan bom di tiga gereja yang terjadi di Kota Surabaya pada Minggu pagi bertambah menjadi 13 orang.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo menyatakan serangkaian aksi terorisme di tiga Gereja di Surabaya merupakan tindakan biadab dan di luar batas kemanusian.

"Tindakan terorisme kali ini sungguh biadab dan di luar batas kemanusian yang menimbulkan korban anggota masyarakat, anggota kepolisisan dan juga anank-anak yang tak berdosa," kata Presiden saat menjenguk korban teror di tiga Gereja di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Minggu sore.

Presiden juga mengutuk para pelaku yang mengunakan dua anak yang berumur kurang lebih 10 tahun digunakan untuk pelaku bon bunuh diri.

"Tak ada kata yang dapat menggambarkan betapa dalam duka cita kita, semua atas jatuh korban akibat serangan bom diri di Surabaya ini," kata Kepala Negara, menegaskan.

Jokowi juga mengatakan bahwa terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusian dan tidak ada kaitannya dengan ajaran agama apapun.

"Semua ajaran agama menolak terorime, apapun alasannya," ujar Presiden yang didampingi Menko Polhukam Wiranto dan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnivian. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018