Samarinda (Antaranews Kaltim) - Sektor pertambangan dan penggalian masih mendominasi struktur perekonnomian di Provisi Kalimantan Timur, yakni mencapai 46,33 persen dari 21 lapangan usaha, meski sejak beberapa tahun lalu pemda ingin menggeser ke sumber daya terbarukan.
"Pada triwulan I-2018, lapangan usaha pertambangan dan penggalian masih memiliki peranan utama dalam pembentukan ekonomi di Provinsi Kaltim, yakni mencapai 46,33 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Atqo Mardiyanto di Samarinda, Jumat.
Pertambangan dan penggalian yang memiliki andil 46,33 persen itu dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku senilai Rp72 triliun dari total PDRB triwulan I-2018 yang sebesar Rp155,4 triliun.
Sektor lain penyumbang perekonomian Kaltim adalah lapangan usaha industri pengolahan dengan peranan sebesar 18,81 persen atau senilai Rp29,22 triliun, disusul lapangan usaha konstruksi dengan andil sebesar 8,14 persen atau sebesar Rp12,64triliun.
Berikutnya adalah lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan peranan hanya delapan persen atau senilai Rp12,43 triliun, disusul lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang tercatat memiliki peran 5,40 persen atau senilai Rp8,39 triliun.
Untuk lapangan usaha transportasi dan pergudangan, lanjutnya, memberikan andil cukup baik yang tercatat 3,66 persen atau senilai Rp5,68 triliun, kemudian jasa pendidikan menyumbang 1,57 persen atau Rp2,43 triliun.
Selanjutnya administrasi pemerintahan dan jaminan sosial wajib dengan nilai Rp3,17 triliun, dan lapangan usaha yang paling kecil sumbangannya terhadap ekonomi Kaltim adalah pengadaan listrik, gas, dan air yang hanya 0,10 persen atau senilai Rp144,31miliar.
"Berdasarkan catatan ini, maka struktur PDRB Kaltim atas dasar harga berlaku triwulan I-2018 tidak menunjukkan perubahan, masih sama dengan struktur pada triwulan sebelumnya, bahkan sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni masih bergantung pada pertambangan dan penggalian," kata Atqo.
(T.KR-GFR/C/I006/I006) 11-05-2018 08:40:31
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Pada triwulan I-2018, lapangan usaha pertambangan dan penggalian masih memiliki peranan utama dalam pembentukan ekonomi di Provinsi Kaltim, yakni mencapai 46,33 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Atqo Mardiyanto di Samarinda, Jumat.
Pertambangan dan penggalian yang memiliki andil 46,33 persen itu dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku senilai Rp72 triliun dari total PDRB triwulan I-2018 yang sebesar Rp155,4 triliun.
Sektor lain penyumbang perekonomian Kaltim adalah lapangan usaha industri pengolahan dengan peranan sebesar 18,81 persen atau senilai Rp29,22 triliun, disusul lapangan usaha konstruksi dengan andil sebesar 8,14 persen atau sebesar Rp12,64triliun.
Berikutnya adalah lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan peranan hanya delapan persen atau senilai Rp12,43 triliun, disusul lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang tercatat memiliki peran 5,40 persen atau senilai Rp8,39 triliun.
Untuk lapangan usaha transportasi dan pergudangan, lanjutnya, memberikan andil cukup baik yang tercatat 3,66 persen atau senilai Rp5,68 triliun, kemudian jasa pendidikan menyumbang 1,57 persen atau Rp2,43 triliun.
Selanjutnya administrasi pemerintahan dan jaminan sosial wajib dengan nilai Rp3,17 triliun, dan lapangan usaha yang paling kecil sumbangannya terhadap ekonomi Kaltim adalah pengadaan listrik, gas, dan air yang hanya 0,10 persen atau senilai Rp144,31miliar.
"Berdasarkan catatan ini, maka struktur PDRB Kaltim atas dasar harga berlaku triwulan I-2018 tidak menunjukkan perubahan, masih sama dengan struktur pada triwulan sebelumnya, bahkan sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni masih bergantung pada pertambangan dan penggalian," kata Atqo.
(T.KR-GFR/C/I006/I006) 11-05-2018 08:40:31
Editor : Rahmad
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018