Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Jumlah tenaga kerja asing (TKA) di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, semakin menurun setiap tahun dan sampai tahun 2017 lalu jumlahnya tinggal 192 orang.
"Di tahun 2013 masih ada 600 orang," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Balikpapan Tirta Dewi, Selasa.
Pada tahun 2015, jumlahnya TKA turun menjadi 400 orang dan tercatat sebanyak 300 orang pada 2016.
Menurut Tirta Dewi, penurunan jumlah itu karena habisnya masa kontrak para TKA dan kemudian digantikan oleh tenaga kerja Indonesia. Perubahan perusahaan juga menjadi satu sebab lainnya.
"Awal tahun ini Total Indonesie berganti menjadi Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dan beberapa TKA dari Total memutuskan tidak bergabung dengan PHM," terang Tirta.
Total Indonesie adalah operator atau penambang minyak dan gas di kawasan yang disebut Blok Mahakam, yang ada di delta muara Sungai Mahakam, termasuk juga Blok South Mahakam di laut lepas pantai Balikpapan.
Adalah pilihan bagi para karyawan Total Indonesie ketika itu, apakah ingin tetap sebagai karyawan Total Indonesie, namun pindah ke site atau tempat kerja Total yang lain, atau menjadi karyawan PHM, atau pilihan lain seperti pensiun, atau alasan pribadi yang tidak disebutkan.
Tahun ini jumlah TKA diperkirakan juga akan semakin menurun menyusul berhentinya Chevron dari operator blok-blok migas di Kalimantan Timur.
Selain di sektor pertambangan minyak dan gas, TKA juga ada di sektor pertambangan batu bara, alat berat, hingga perhotelan, termasuk di olahraga.
Dengan memutuskan tidak mengontrak pemain asing, klub sepak bola Persiba Balikpapan yang saat ini bermain di Liga 2 juga menjadi penyumbang berkurangnya jumlah tenaga kerja asing di Kota Minyak.
"Jadi TKA yang ada di Balikpapan adalah tenaga kerja dengan skill," tegas Tirta Dewi.
Bahkan di sektor perumahan, seiring dengan dimulainya investasi dari China di sektor properti, hanya jabatan setara manajer yang dijabat TKA. Itu pun, kata Direktur Utama PT Lidia and Dandy, Suhardi Hamka selaku pengembang, lebih sekadar sebagai perwakilan investor.
Di sisi lain, jelas Kepala Disnaker, jumlah TKA yang 192 orang saat ini sangat kecil dengan jumlah sekitar 78.000 tenaga kerja Indonesia di banyak sektor.
Oleh karena itu juga, ujarnya, isu tenaga kerja asing asal China tidak mendapat tempat di Balikpapan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Di tahun 2013 masih ada 600 orang," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Balikpapan Tirta Dewi, Selasa.
Pada tahun 2015, jumlahnya TKA turun menjadi 400 orang dan tercatat sebanyak 300 orang pada 2016.
Menurut Tirta Dewi, penurunan jumlah itu karena habisnya masa kontrak para TKA dan kemudian digantikan oleh tenaga kerja Indonesia. Perubahan perusahaan juga menjadi satu sebab lainnya.
"Awal tahun ini Total Indonesie berganti menjadi Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dan beberapa TKA dari Total memutuskan tidak bergabung dengan PHM," terang Tirta.
Total Indonesie adalah operator atau penambang minyak dan gas di kawasan yang disebut Blok Mahakam, yang ada di delta muara Sungai Mahakam, termasuk juga Blok South Mahakam di laut lepas pantai Balikpapan.
Adalah pilihan bagi para karyawan Total Indonesie ketika itu, apakah ingin tetap sebagai karyawan Total Indonesie, namun pindah ke site atau tempat kerja Total yang lain, atau menjadi karyawan PHM, atau pilihan lain seperti pensiun, atau alasan pribadi yang tidak disebutkan.
Tahun ini jumlah TKA diperkirakan juga akan semakin menurun menyusul berhentinya Chevron dari operator blok-blok migas di Kalimantan Timur.
Selain di sektor pertambangan minyak dan gas, TKA juga ada di sektor pertambangan batu bara, alat berat, hingga perhotelan, termasuk di olahraga.
Dengan memutuskan tidak mengontrak pemain asing, klub sepak bola Persiba Balikpapan yang saat ini bermain di Liga 2 juga menjadi penyumbang berkurangnya jumlah tenaga kerja asing di Kota Minyak.
"Jadi TKA yang ada di Balikpapan adalah tenaga kerja dengan skill," tegas Tirta Dewi.
Bahkan di sektor perumahan, seiring dengan dimulainya investasi dari China di sektor properti, hanya jabatan setara manajer yang dijabat TKA. Itu pun, kata Direktur Utama PT Lidia and Dandy, Suhardi Hamka selaku pengembang, lebih sekadar sebagai perwakilan investor.
Di sisi lain, jelas Kepala Disnaker, jumlah TKA yang 192 orang saat ini sangat kecil dengan jumlah sekitar 78.000 tenaga kerja Indonesia di banyak sektor.
Oleh karena itu juga, ujarnya, isu tenaga kerja asing asal China tidak mendapat tempat di Balikpapan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018