Samarinda (Antaranews Kaltim)-Perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim memperkuat komitmen dengan sejumlah mitra kerja dalam mensinergikan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) sehingga  jelas peran dan tugas masing-masing lembaga  serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

"Penguatan komitmen terhadap program KKBPK itu  dituangkan  dalam MOU (memorandum of understanding) dengan sejumlah mitra kerja,"kata Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim,”Eli Kusnaeli  pada acara pembukaan Rakorda program KKBPK 2018 di Samarinda, Kamis.

Penandatangan MOU tersebut  yakni dengan BPJS kesehatan, Universitas Mulawarman, Universitas Muhammadiyah Kaltim, Juang Kencana , Korem 091/ASN, dan 10 OPD KB  kabupaten/kota  se Kalimantan Timur.

Adapun  sebagai nara sumber pada Rakorda KKBPK  2018  di antaranya Sekretaris Utama BKKBN RI , H.Nofrizal, Plh asisten pemerintahan dan kesra Setprov Kaltim,HM Sa’Bani dari Dinas Kesehatan Kaltim serta dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim.

Sementara itu  Plh asisten pemerintahan dan kesra Setprov Kaltim,HM Sa’bani mengapresiasi kegiatan BKKBN Kaltim yang mengintensifikasi, melakukan sinergi dan terintergrasi dengan sejumlah lembaga, OPD, tokoh masyarakat, Ormas dan TNI-Polri.

Diakuinya masih banyak permasalahan terkait kesejahteraan masyarakat seperti masih rendahnya kualitas keluarga, pendidikan, kesehatan dan sumber daya manusia (SDM).
 
"Diharapkan  dengan adanya integrasi semua kegiatan ini mampu mendorong  meningkatkan kualitas SDM dan harapan hidup. Keterpaduan atau integrasi program ini bukan hanya dibawah koordinasi BKKBN tetapi juga  mampu dilakukan oleh kepala daerah  di kabupaten/kota,"katanya.

Sa,bani mengemukakan setiap daerah berbeda-beda  kehidupan, karakteristik budaya, sosial kemasyarakatan, sehingga perlu dilakukan pola pendekatan terhadap kehidupan keluarga yang tidak hanya  membutuhkan gizi, kesehatan, pendidikan tetapi juga bagaimana meningkatkan pendapatan keluarga.

Sekretaris Utama BKKBN RI , H.Nofrizal pada kesempatan itu mengatakan Rakor KKBPK 2018  adalah untuk menikatkan komitmen dengan sejumlah mitra kerja dan memperbaharui persepsi terkait program yang ada, khususnya program KKBPK terjadi perubahan yang mendasar.

"Kita  tidak lagi berkutat pada pengendalian kelahiran tetapi fokus  bagaimana setiap bayi yang lahir  dipastikan sehat, dapat pengasuhan  yang layak, baik fisik dan mentalnya. Hal ini  bagian perubahan  program KB  yang dirubah definisinya menjadi perencanaan hidup sehat dan sejahtera,"katanya.

Nofrizal menilai program KKBPK di Provinsi Kaltim telah berhasil penurunan angka kelahiran dan keberhasilan kepesrtaan ber KB karena komitmen dan dukungan pemerintah provinsi, kabupaten/kota serta para penyuluh dan kader.

Menurutnya meskipun di Kaltim program KB dinilai berhasil, namun ada beberapa kendala  di antaranya sosial, budaya serta  masalah tenaga penyuluh lapangan KB (PLKB) yang masih minim dan hal itu juga terjadi secara nasional.

"Jumlah tenaga PLKB di Indonesia  hanya 15 ribu sedangkan jumlah  desa sebanyak 82 ribu desa/kelurahan, sehingga 1 penyuluh melayani 2 sampai 5 desa. Padahal idealnya 1 desa satu penyuluh,"ujar Nofrizal.(*)
 

Pewarta: -

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018