Penajam (Antaranews Kaltim) - Harga isi ulang elpiji tabung ukuran 3 kilogram di tingkat pengecer di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, melonjak hingga Rp30.000, jauh lebih mahal dari harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah kabupaten sebesar Rp20.000 per tabung.
Titi, seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Penajam saat ditemui di Penajam, Selasa, mengatakan, beberapa hari terakhir kesulitan mendapatkan isi ulang elpiji 3 kilogram dan menduga ada kelangkaan stok di pengecer.
Elpiji bersubsidi yang dikenal dengan sebutan tabung gas melon itu sejak akhir 2017 hingga kini masih menjadi keluhan warga Penajam Paser Utara.
Persediaan elpiji ukuran 3 kilogram diduga kembali langka di sejumlah agen dan pangkalan di wilayah Penajam Paser Utara, sehingga masyarakat berharap instansi terkait meningkatkan pengawasan.
Kendati elpiji 3 kilogram tersebut masih didapatkan di tingkat pengecer, seperti warung dan toko, namun harganya melambung hingga Rp30.000 per tabung.
"Sangat sulit untuk dapatkan elpiji tiga kilogram di wilayah Kecamatan Penajam, kalau ada juga harganya sangat mahal," ungkap Titi.
Harga elpiji itu tidak sesuai HET yang ditetapkan pemerintah kabupaten, sebab ada yang menjual Rp25.000 dan di beberapa tempat harganya bahkan mencapai Rp30.000 per tabung.
Sementara warga di wilayah pesisir Kabupaten Penajam Paser Utara juga merasakan kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram, kalaupun ada harganya sudah melonjak.
Menurut Supeti Suandi, warga Kelurahan Tanjung Tengah, sangat sulit mencari elpiji 3 kilogram tersebut dan kalau mendapatkan harganya paling murah Rp25.000 per tabung.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Penajam Paser Utara Rusli, saat dihubungi terpisah menyatakan akan melakukan inspeksi ke lapangan untuk memperoleh data terkait dugaan kelangkaan elpiji yang menyebabkan harganya melonjak. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
Titi, seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Penajam saat ditemui di Penajam, Selasa, mengatakan, beberapa hari terakhir kesulitan mendapatkan isi ulang elpiji 3 kilogram dan menduga ada kelangkaan stok di pengecer.
Elpiji bersubsidi yang dikenal dengan sebutan tabung gas melon itu sejak akhir 2017 hingga kini masih menjadi keluhan warga Penajam Paser Utara.
Persediaan elpiji ukuran 3 kilogram diduga kembali langka di sejumlah agen dan pangkalan di wilayah Penajam Paser Utara, sehingga masyarakat berharap instansi terkait meningkatkan pengawasan.
Kendati elpiji 3 kilogram tersebut masih didapatkan di tingkat pengecer, seperti warung dan toko, namun harganya melambung hingga Rp30.000 per tabung.
"Sangat sulit untuk dapatkan elpiji tiga kilogram di wilayah Kecamatan Penajam, kalau ada juga harganya sangat mahal," ungkap Titi.
Harga elpiji itu tidak sesuai HET yang ditetapkan pemerintah kabupaten, sebab ada yang menjual Rp25.000 dan di beberapa tempat harganya bahkan mencapai Rp30.000 per tabung.
Sementara warga di wilayah pesisir Kabupaten Penajam Paser Utara juga merasakan kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram, kalaupun ada harganya sudah melonjak.
Menurut Supeti Suandi, warga Kelurahan Tanjung Tengah, sangat sulit mencari elpiji 3 kilogram tersebut dan kalau mendapatkan harganya paling murah Rp25.000 per tabung.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Penajam Paser Utara Rusli, saat dihubungi terpisah menyatakan akan melakukan inspeksi ke lapangan untuk memperoleh data terkait dugaan kelangkaan elpiji yang menyebabkan harganya melonjak. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018