Ujoh Bilang (Antaranews Kaltim) - Warga Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, sering terjangkit penyakit infeksi, baik infeksi saluran pernapasan, saluran pencernaan, maupun infeksi kulit sebagai akibat dari lingkungan yang kurang sehat.

"Kalau dihitung rata-rata dari total pasien yang berobat, maka jumlah terbanyak adalah mereka dengan penyakit infeksi, tipes, kemudian penyakit umum yang diderita lansia seperti nyeri sendi, terkadang ada yang terserang malaria," ucap Kepala Puskesmas Ujoh Bilang dr Ang Liana Sari ditemui Antara di Ujoh Bilang, Mahakam Ulu, Jumat.

Liana yang didampingi dr Gunawan Pratama menjelaskan bahwa untuk penyakit infeksi yang sering menyerang warga Long Bagun di antaranya infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

Kondisi itu sebagai dampak gencarnya kegiatan pembangunan infrastruktur di daerah itu yang menimbulkan polusi debu, akibat asap, dan jenis polusi udara akibat kegiatan lain.

Jenis infeksi kedua adalah infeksi saluran pencernaan seperti diare. Jenis penyakit ini disebabkan beberapa hal antara lain faktor lingkungan yang banyak terdapat hewan piaraan namun dilepasliarkan sehingga kerap membuang kotoran di sembarang tempat.

Ketika hewan tersebut buang kotoran sembarangan kemudian kering dan menjadi debu, lanjut dia, maka debu tersebut akan terbang sesuai arah mata angin, sehingga ketika debu dari kotoran hewan itu jatuh di makanan maupun minimum yang akan dikonsumsi, maka bisa memicu penyakit.

"Bakteri dari debu itulah yang bisa saja menimbulkan diare karena ada bakteri dan kuman yang dibawa. Sebab lainnya yang bisa menimbulkan diare juga karena makanan yang tidak layak konsumsi, bisa juga karena air yang diminum kurang higienis," tuturnya.

Penyakit ini banyak menyerang warga bukan hanya yang bermukim di Kampung Ujoh Bilang, tapi juga kampung lain yang tersebar di Kecamatan Long Bagun. Terlebih ketika banjir dan pascabanjir, maka yang sering dikeluhkan warga adalah diare dan infeksi kulit.

Sedangkan warga yang bermukim di Kampung Long Melaham, lanjutnya, saat dilakukan pemeriksaan, kebanyakan dari mereka terserang infeksi kulit seperti gatal-gatal dan sejenisnya.

Menurut ia, penyakit kulit ini muncul kemungkinan karena warga setempat mandi di sungai kecil di desa itu, yakni anak Sungai Mahakam.

"Berbagai jenis penyakit di masing-masing kampung ini kami ketahui karena kami tiap bulan rutin turun ke kampung melalui program Pusling (Puskesmas Keliling). Pusling kami lakukan menggunakan speedboat. Setelah sampai di kampung, baru kita melakukan pengobatan di Pustu (puskesmas pembantu), balai desa, maupun tempat umum lainnya," ujar Liana. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018