Samarinda (Antaranews Kaltim)- Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur menggelar orientasi peningkatan keterampilan pengelola Generasi Berencana (Genre) bagi penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB),OPD serta guru bimbingan dan konseling (BK).
"Saat ini banyak permasalahan yang dihadapi para remaja, makanya BKKBN melakukan pencegahan atau preventif agar remaja tidak terjebak dalam hal-hal negatif seperti penyalahgunaan Narkoba dan pergaulan bebas,"kata Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Eli Kusnaeli di Samarinda.
Upaya pencegahan yang dilakukan BKKBN Kaltim adalah membekali para remaja untuk membentengi dirinya sendiri, untuk mampu menolak serangan negatif dari luar. Kemudian memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi , perencanaan berkeluarga dan menciptakan keluarga berkualitas.
Lanujut Eli BKKBN memiliki program khusus menangani remaja yaitu program Generasi Berencana (Genre) yang di dalamnya ada Pusat Informasi Konseling (PIK) remaja. Biasanya PIK di bentuk di sekolah-sekolah, perguruan tinggi , masyarakat dan kelurahan.
"Remaja yang tergabung dalam PIK bisa melakukan konsultasi dengan teman sebayanya tentang permasalahan yang sedang dihadapi, karena biasanya dengan teman sebaya akan lebih terbuka ketimbang dengan orangtuanya sendiri,"kata Eli.
Eli manambahkan dengan dibekali pengetahuan bagaimana menjalani kehidupan remaja yang baik dan tidak terjerumus pada pergaulan bebas (seks pra nikah), penyalahgunaan obat-obat terlarang serta tertular virus HIV/AIDS.
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kaltim, Hj.Halda Arsyad menyambut baik kegiatan orientasi yang digelar BKKBN Kaltim, karena melihat kondisi remaja saat ini banyak permasalahan yang dihadapi.
"Apalagi Provinsi Kaltim peringkat tiga nasional penyalahgunaan Narkoba, untuk itu perlu dilakukan pencegahan dengan membentengi para remaja,"katanya.
Menurut halda kondisi tersebut sangat memprihatinkan, oleh karena itu perlu disikapi bersama dangan instansi terkait lainnya, melakukan koordinasi merumuskan program agar para remaja tidak salah jalan karena remaja adalah generasi penerus bangsa, harus memiliki SDM berkualitas.
"Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kehidupan remaja hancur di antaranya faktor pergaulan, lingkungan dan ekonomi,"kata Halda.
Hal senada juga disampaikan salah seorang peserta orientasi Riana Kurnia Dewi sebagai guru BK SMK Negeri 2 Kota Balikpapan mengakui jika melihat kondisi kenakalan remaja cukup memprihatinkan dan mereka harus mendapat pembinaan baik di sekolah,di rumah maupun dilingkungan pergaulannya.
"Kami sebagai guru BK harus menyesuaikan perkembangan remaja saat ini dengan melakukan pendekatan dan menyelami jiwa remaja yaitu dengan melakukan kegiatan ekstra kurikuler di sekolah,"katanya.
Selain itu juga mengembangkan PIK remaja di sekolah dengan melakukan bimbingan dan pembinaan, jika konseler atau PIK tidak mampu memecahkan suatu masalah, maka sebagai guru BK harus memberikan solusi pemecahan masalah.
"Riana menambahkan dengan adanya kegiatan orientasi ini tentunya akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembinaan terhadap para remaja khusunya di sekolah," ujar Riana.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Saat ini banyak permasalahan yang dihadapi para remaja, makanya BKKBN melakukan pencegahan atau preventif agar remaja tidak terjebak dalam hal-hal negatif seperti penyalahgunaan Narkoba dan pergaulan bebas,"kata Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Eli Kusnaeli di Samarinda.
Upaya pencegahan yang dilakukan BKKBN Kaltim adalah membekali para remaja untuk membentengi dirinya sendiri, untuk mampu menolak serangan negatif dari luar. Kemudian memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi , perencanaan berkeluarga dan menciptakan keluarga berkualitas.
Lanujut Eli BKKBN memiliki program khusus menangani remaja yaitu program Generasi Berencana (Genre) yang di dalamnya ada Pusat Informasi Konseling (PIK) remaja. Biasanya PIK di bentuk di sekolah-sekolah, perguruan tinggi , masyarakat dan kelurahan.
"Remaja yang tergabung dalam PIK bisa melakukan konsultasi dengan teman sebayanya tentang permasalahan yang sedang dihadapi, karena biasanya dengan teman sebaya akan lebih terbuka ketimbang dengan orangtuanya sendiri,"kata Eli.
Eli manambahkan dengan dibekali pengetahuan bagaimana menjalani kehidupan remaja yang baik dan tidak terjerumus pada pergaulan bebas (seks pra nikah), penyalahgunaan obat-obat terlarang serta tertular virus HIV/AIDS.
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kaltim, Hj.Halda Arsyad menyambut baik kegiatan orientasi yang digelar BKKBN Kaltim, karena melihat kondisi remaja saat ini banyak permasalahan yang dihadapi.
"Apalagi Provinsi Kaltim peringkat tiga nasional penyalahgunaan Narkoba, untuk itu perlu dilakukan pencegahan dengan membentengi para remaja,"katanya.
Menurut halda kondisi tersebut sangat memprihatinkan, oleh karena itu perlu disikapi bersama dangan instansi terkait lainnya, melakukan koordinasi merumuskan program agar para remaja tidak salah jalan karena remaja adalah generasi penerus bangsa, harus memiliki SDM berkualitas.
"Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kehidupan remaja hancur di antaranya faktor pergaulan, lingkungan dan ekonomi,"kata Halda.
Hal senada juga disampaikan salah seorang peserta orientasi Riana Kurnia Dewi sebagai guru BK SMK Negeri 2 Kota Balikpapan mengakui jika melihat kondisi kenakalan remaja cukup memprihatinkan dan mereka harus mendapat pembinaan baik di sekolah,di rumah maupun dilingkungan pergaulannya.
"Kami sebagai guru BK harus menyesuaikan perkembangan remaja saat ini dengan melakukan pendekatan dan menyelami jiwa remaja yaitu dengan melakukan kegiatan ekstra kurikuler di sekolah,"katanya.
Selain itu juga mengembangkan PIK remaja di sekolah dengan melakukan bimbingan dan pembinaan, jika konseler atau PIK tidak mampu memecahkan suatu masalah, maka sebagai guru BK harus memberikan solusi pemecahan masalah.
"Riana menambahkan dengan adanya kegiatan orientasi ini tentunya akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembinaan terhadap para remaja khusunya di sekolah," ujar Riana.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018