Samarinda (Antaranews Kaltim) - Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur menggelar workshop pemantapan pencatatan dan pelaporan yang diikuti sejumlah petugas dari Kabupaten/kota se Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

"Tujuan workshop ini adalah untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan  peserta  sehingga menghasikan  data berkualitas,  dan informasi yang  akurat  khususnya pada statistik rutin,” kata  Kepala BKKBN Kaltim, Eli Kusnaeli, di Samarinda Selasa (30/1).

Ia mengatakan statistik rutin  yang dilakukan oleh petugas ada tiga yakni  pertama menganai pengendalian lapangan yang menyangkut aktivitas kegiatan,  kedua  menganai  pencatatan pelayanan kontrasepsi dari fasilitas – fasilitas kesehatan dan   ke tiga menganai pendataan keluarga.

Eli menjelaskan terkait penguatan data dan informasi merujuk pada evaluasi pencatatan dan pelaporan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang bersumber pada data rutin.

Oleh karena itu  yang perlu ditekankan adalah  data by name by addres sebagai dasar untuk perencanaan, pengendalian jadi data yang laporkan adalah data apa adanya, valid dan akurat. Kemudian data informasi pelayanan KB dikumpulkan secara cepat, tepat dan akurat.

Selanjutnya dalam pengelolaan data rutin harus mengacu pada 12 kaidah, di antaranya bermanfaat, belum tercakup dalam sistim lain, bersifat kuantitatif, selektif, terukur dan memanfaatkan teknologi.

"Hasil pencatatan dan pelaporan tersebut dipergunakan  sebagai data  bahan evaluasi apa yang sudah dilakukan dan kedepan apa yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian program KKBPK," kata Eli.

Lanjut dia  selama ini hasil dari pencatatan dan pelaporan dari  petugas dari kabupaten/kota se Kaltim dan Kaltara cukup bagus, meskipun belum memenuhi  cakupan 100 persen, tetapi ada beberapa daerah yang hampir memenuhinya, maka BKKBN memberikan rewa

rd atau penghargaan. 
  
Menurutnya Eli ditahun 2017 ada tiga daerah yang hampir memenuhi cakupan 100 persen yakni Kabupaten Penajam Paser Utara, Kota Samarinda dan Kota Bontang. Penghargaan yang diberikan bertujuan  untuk memacu daerah lainnya agar lebih baik lagi dalam melakukan pencatatan dan pelaporan.

"Saya berharap workshop pemantapan dan pelaporan, seluruh peserta sebagai motor penggerak program KKBPK dapat mengidentifikasi  permasalahan yang  ada dan  dapat merumuskan solusinya melalui aksi  nyata,"ujar Eli Kusnaeli. (*)

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018