Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Pertamina Hulu Mahakam ditargetkan lifting atau berproduksi sekitar 42,01 ribu barel minyak per hari dan 916 juta standar kaki kubik gas per hari dari Wilayah Kerja Mahakam.

"Untuk memenuhi target itu, tahun 2018 ini kami siap berinvestasi hingga 1,7 miliar dolar AS," kata Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam dalam keterangannya di Balikpapan, Kaltim, Rabu.

Wilayah Kerja Mahakam adalah sebutan baru untuk wilayah kaya migas yang dulu bernama Blok Mahakam di garis pantai dan rawa-rawa timur Kalimantan Timur.

PHM adalah anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pertamina (Persero) di industri hulu migas dan khusus mengelola WK Mahakam tersebut.

Blok Mahakam adalah sebutan saat kawasan itu dikelola Total E&P Indonesie (TEPI), yang kontraknya berakhir 31 Desember 2017.

Syamsu menjelaskan, dana 1,7 miliar dolar AS akan digunakan untuk eksplorasi, pengembangan, dan produksi migas WK Mahakam.

Lebih rinci, Syamsu menyebutkan, yaitu digunakan untuk pengeboran sumur pengembangan sebanyak 69 sumur, 132 pekerjaan pemeliharaan (workover) sumur, 5.623 perbaikan sumur, serta lima PoFD (plan of further development/perencanaan pengembangan lanjut) lapangan migas di WK Mahakam.

Sampai hari ini, PHM telah mengebor 14 sumur dan segera akan menyelesaikan sumur ke 15 sebagai upaya menjaga kesinambungan produksi.

Menurut Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, upaya pengeboran yang dilakukan Pertamina berhasil dengan efisiensi 23 persen terhadap anggaran, termasuk mencatat waktu pengeboran lebih cepat hingga 25 persen dan mendapatkan potensi penambangan cadangan hingga 120 persen serta memperoleh penambahan ketebalan reservoir sebesar 115 persen.

"Pengelolaan dilaksanakan dengan tetap menjaga produksi WK Mahakam, sambil tetap mengontrol biaya produksi dan mengedepankan prinsip quality, health, safety, security, dan environment," kata Syamsu.

Prinsip-prinsip tersebut, yaitu tentang kualitas, kesehatan, keselamatan, keamanan, dan juga keselamatan lingkungan, memang menjadi standar operasi perusahaan-perusahaan migas di seluruh dunia.

Sebelum oleh PHM, Total Indonesie mengelola Blok Mahakam selama 50 tahun dan menyumbang 13 persen produksi gas Indonesia.

Alih kelola dari Total ke Pertamina sudah disiapkan sejak 2015 atau dalam dua tahun terakhir untuk menjaga keberlanjutan operasi setelah kontrak Total berakhir 31 Desember 2017.

"SKK Migas, PHM dan TEPI telah bekerja sama untuk proses alih kelola yang lancar, sehingga operasi dan produksi migas dari WK Mahakam tetap berkesinambungan," tambah Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018