Samarinda (ANTARA Kaltim) - Lembaga Administrasi Negara Kota Samarinda, Kalimantan Timur, mulai terlibat langsung dalam mewujudkan program revitalisasi Sungai Karang Mumus sebagai bagian dari program "smart city" yang dicanangkan Pemerintah Kota Samarinda.
Kepala Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur (PKP2A) III LAN Samarinda Mariman Darto kepada wartawan di Samarinda, Selasa, mengemukakan, penanganan kawasan SKM tidak bisa dipandang remeh oleh pemkot, karena SKM masih menyisakan beragam persoalan yang cukup komplek, baik dari sisi pencemaran sungai maupun masalah sosial kemasyarakatan.
Menurut ia, peran SKM sangat vital bagi masyarakat Samarinda, karena hampir 30 persen penduduk di Kota Tepian masih tinggal di bantaran sungai tersebut dan sebagian di antaranya juga memanfaatkan air sungai untuk berbagai macam aktivitas sehari-hari.
"Bayangkan sungai yang sudah tercemar tersebut digunakan oleh masyarakat, sementara mereka tidak tahu kalau air sungai itu telah tercemar bakteri ecoli yang bisa merusak pencernaan," jelasnya.
Pihaknya berupaya mendorong kesadaran masyarakat untuk ikut peduli dengan kawasan lingkungan sungai di sekitar mereka, terutama menyangkut kebersihan.
Adapun sejumlah kegiatan sosial yang rencananya dilaksanakan LAN Samarinda untuk membantu revitalisasi SKM menggunakan dana dari pemerintah pusat.
Mariman menegaskan bahwa pihaknya sudah menyusun peta jalan revitalisasi SKM dengan sasaran membangun kesadaran dari berbagai elemen masyarakat dan juga pemerintah terkait tanggung jawab menjaga kelangsungan SKM yang kini sudah tercemar cukup parah.
"Kami juga paham bahwa saat ini anggaran Pemkot Samarinda juga lagi defisit, sehingga kami mencoba mengupayakan kegiatan dari sumber lain," imbuhnya.
Ia memberikan apresiasi kepada komunitas dan penggiat lingkungan peduli SKM yang masih konsisten dalam melaksanakan program bersih-bersih sungai, meskipun dukungan dari pemerintah setempat belum maksimal.
Hal tersebut diketahui dari survei yang dilakukan lembaganya dengan melibatkan 41 pemangku kepentingan dari organisasi perangkat daerah, yang hasilnya ternyata hanya tiga lembaga memberikan respon terkait program revitalisasi SKM.
"Persoalan SKM memang cukup komplek, karena bukan hanya tangggung jawab pemkot, namun juga dibutuhkan kesadaran individu, kelompok dan juga perusahaan swasta untuk ikut peduli dalam mewujudkan kebersihan SKM," tambahnya.
Dalam rangka menjaring gagasan dari berbagai elemen maayarakat, LAN Samarinda akan melaksanakan lokakarya membahas masalah SKM pada 9 Desember 2017 di SKM Center, kawasan Muang Hilir, Kecamatan Samarinda Utara.
"Sehari kemudian kami akan menggelat `car free day` dengan lokasi di sepanjang jalur pinggiran SKM," ujar Mariman. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
Kepala Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur (PKP2A) III LAN Samarinda Mariman Darto kepada wartawan di Samarinda, Selasa, mengemukakan, penanganan kawasan SKM tidak bisa dipandang remeh oleh pemkot, karena SKM masih menyisakan beragam persoalan yang cukup komplek, baik dari sisi pencemaran sungai maupun masalah sosial kemasyarakatan.
Menurut ia, peran SKM sangat vital bagi masyarakat Samarinda, karena hampir 30 persen penduduk di Kota Tepian masih tinggal di bantaran sungai tersebut dan sebagian di antaranya juga memanfaatkan air sungai untuk berbagai macam aktivitas sehari-hari.
"Bayangkan sungai yang sudah tercemar tersebut digunakan oleh masyarakat, sementara mereka tidak tahu kalau air sungai itu telah tercemar bakteri ecoli yang bisa merusak pencernaan," jelasnya.
Pihaknya berupaya mendorong kesadaran masyarakat untuk ikut peduli dengan kawasan lingkungan sungai di sekitar mereka, terutama menyangkut kebersihan.
Adapun sejumlah kegiatan sosial yang rencananya dilaksanakan LAN Samarinda untuk membantu revitalisasi SKM menggunakan dana dari pemerintah pusat.
Mariman menegaskan bahwa pihaknya sudah menyusun peta jalan revitalisasi SKM dengan sasaran membangun kesadaran dari berbagai elemen masyarakat dan juga pemerintah terkait tanggung jawab menjaga kelangsungan SKM yang kini sudah tercemar cukup parah.
"Kami juga paham bahwa saat ini anggaran Pemkot Samarinda juga lagi defisit, sehingga kami mencoba mengupayakan kegiatan dari sumber lain," imbuhnya.
Ia memberikan apresiasi kepada komunitas dan penggiat lingkungan peduli SKM yang masih konsisten dalam melaksanakan program bersih-bersih sungai, meskipun dukungan dari pemerintah setempat belum maksimal.
Hal tersebut diketahui dari survei yang dilakukan lembaganya dengan melibatkan 41 pemangku kepentingan dari organisasi perangkat daerah, yang hasilnya ternyata hanya tiga lembaga memberikan respon terkait program revitalisasi SKM.
"Persoalan SKM memang cukup komplek, karena bukan hanya tangggung jawab pemkot, namun juga dibutuhkan kesadaran individu, kelompok dan juga perusahaan swasta untuk ikut peduli dalam mewujudkan kebersihan SKM," tambahnya.
Dalam rangka menjaring gagasan dari berbagai elemen maayarakat, LAN Samarinda akan melaksanakan lokakarya membahas masalah SKM pada 9 Desember 2017 di SKM Center, kawasan Muang Hilir, Kecamatan Samarinda Utara.
"Sehari kemudian kami akan menggelat `car free day` dengan lokasi di sepanjang jalur pinggiran SKM," ujar Mariman. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017