Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Warga Kecamatan Busang, Kutai Timur, Kalimantan Timur, minta pemerintah pusat dan daerah segera membangun dan memenuhi infrastruktur dasar, karena kecamatan yang memiliki enam desa tersebut masih dalam kondisi memprihatinkan.

"Hingga kini infrastruktur dasar kami masih minim, bahkan ada yang belum terbangun seperti listrik dan irigasi. Kemudian air bersih sarana prasarana kesehatan, telekomunikasi, maupun akses pendidikan yang terbatas," ujar Masyarakat Adat Busang Amay Petaja di Busang, Minggu.

Bahkan jembatan yang merupakan hal vital bagi warga Busang karena lokasinya ada di seberang Sungai Kelinjau, hingga kini belum terbangun jembatan. Padahal infrastruktur ini menjadi pendukung utama untuk kelancaran distribusi orang dan barang menggunakan roda empat.

Satu-satunya penghubung ke kawasan itu hanyalah jembatan gantung yang hanya bisa dilalui roda dua dan pejalan kaki, sehingga jika ada mobil pengangkut komoditas baik dari dan ke luar Busang, terpaksa harus melalui kapal feri kecil dari kayu dengan biaya cukup tinggi mencapai Rp75 ribu per sekali jalan.

Untuk kondisi jalan yang ada pun demikian, jalan hanya berupa pengerasan dan tanah sehingga jika hujan menjadi becek dan rawan ambles. Kondisi ini bisa menghambat kepentingan masyarakat karena terkadang bisa bermalam di belantara.

"Beberapa kali kejadian memilukan, ketika membawa orang sakit dan mau melahirkan, ada yang mati di jalan karena waktu tempuh ke Samarinda atau Tenggarong sangat lama antara 8-10 jam dalam keadaan jalan tanah bisa dilewati. Jika jalan dibaiki dan disemen, bisa ditempuh hanya sekitar 4-5 jam," katanya.

Sebenarnya warga yang sakit parah tidak harus dirujuk ke rumah sakit yang jauh jika fasilitas kesehatan di Busang terpenuhi, sementara kondisi sekarang fasilitas kesehatan yang lengkap hanya di Samarinda dengan perjalanan cukup ekstrem.

Di bidang pertanian, lanjutnya, warga ingin infrastruktur pertanian juga mendukung karena padi sawah ada sekitar 2.000 hektare, kemudian ratusan hektare perkebunan kakao, karet, dan kebun buah.

Semua hasil perkebunan tersebut akan bisa membuat masyarakatnya sejahtera jika didukung oleh infrastruktur yang memadai, termasuk infrastruktur jalan dan jembatan guna menekan biaya angkut menjadi ringan.

"Selama ini kami merasa belum merdeka dari gelap karena tidak memiliki listrik, belum merdeka dari pendidikan, kesehatan, jalan, bahkan belum merdeka dari ekonomi karena sulitnya menjual hasil pertanian kami," ucap Petaja. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017