Samarinda (ANTARA News - Kaltim)- Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim memperkirakan akhir Oktober 2011 dilakukan perjanjian kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) pembangunan Rel Kereta Api (KA) antara Kaltim dan Rusia.
"Saat ini pengusaha asal Rusia itu masih melakukan pendekatan ke pemerintah pusat melalui kementerian terkait, tanggal 4 besok mereka akan balik ke Rusia, setelah itu ke Kalimantang Tengah, terus kembali lagi ke Kaltim," ujar Kepala BPPMD Kalimantan Timur (Kaltim) M Yadi Sabiyanoor di Samarinda, Senin.
Menurut Yadi, pengusaha asal Rusia, Andrey Shigaev, sangat serius untuk membangun rel KA di Kaltim. Dan untuk menyatakan keseriusannya itu, Andrey yang merupakan Direktur Kalimantan Rail itu beberapa hari lalu telah menghadap Gubernur Kaltim dan sejumlah kepala dinas terkait.
Saat itu Andrey mempersentasikan beberapa program dan rencana investasinya, yakni membutuhkan lahan sekitar 2.000 hektare dengan panjang lintasan kereta api sekitar 285 kilometer.
Lintasan rel KA tersebut pembangunannya akan dimulai dari Balikpapan yang kemudian melintasi di Kabupaten Kutai Kartanegara - Kutai Barat hingga tembus ke Kalimantan Tengah yang melintasi Murung Raya dan Barito Utara.
Kereta api yang dibangun Kalimantan Rail dalam jangka pendek akan digunakan untuk mengangkut batubara dan hasil bumi di Kaltim, sedangkan dalam jangka panjang akan digunakan untuk angkutan orang, barang dan jasa.
Kaltim akan mendapat banyak keuntungan ganda dari pembangunan rel tersebut jika terwujud, karena Kalimantan Rail juga akan membangun sea port coal terminal dan coal power plant.
Soal pelaksanaan pembangunan yang kemungkinan akan bersinggungan dengan permasalahan lingkungan, setiap pembangunan infrastruktur harus dilengkapi proses Analisis Manajemen Dampak Lingkungan (Amdal) sehingga tidak merusak lingkungan.
"Pihak Kalimantan Rail memberi apresiasi tinggi atas respon positif dari Pak Gubernur saat pertemuan waktu itu. Investor itu juga segera menyiapkan langkah lanjutan untuk memastikan rencana ini bisa berjalan baik," ujarnya.
Meski telah mendapat respon positif dari gubernur, namun Andrey Shigaev masih menunggu respon Gubernur Kalteng, pasalnya rencana investasi yang mereka susun sangat memperhitungkan kalkulasi bisnis batubara dari hasil pertambangan di Kalteng.
Dalam perhitungan Kalimantan Rail, potensi Kaltim hanya 25 persen, selebihnya berasal dari Kalteng. Karena itu mereka harus mendapat persetujuan dari Pemprov Kalteng.
Sedangkan usul untuk pembangunan rel di Kaltim tanpa harus ke Kalteng sulit dilakukan karena akan mengubah semua perhitungan rencana investasi, tapi bukan juga tidak mungkin, namun masih perlu pertimbangan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
"Saat ini pengusaha asal Rusia itu masih melakukan pendekatan ke pemerintah pusat melalui kementerian terkait, tanggal 4 besok mereka akan balik ke Rusia, setelah itu ke Kalimantang Tengah, terus kembali lagi ke Kaltim," ujar Kepala BPPMD Kalimantan Timur (Kaltim) M Yadi Sabiyanoor di Samarinda, Senin.
Menurut Yadi, pengusaha asal Rusia, Andrey Shigaev, sangat serius untuk membangun rel KA di Kaltim. Dan untuk menyatakan keseriusannya itu, Andrey yang merupakan Direktur Kalimantan Rail itu beberapa hari lalu telah menghadap Gubernur Kaltim dan sejumlah kepala dinas terkait.
Saat itu Andrey mempersentasikan beberapa program dan rencana investasinya, yakni membutuhkan lahan sekitar 2.000 hektare dengan panjang lintasan kereta api sekitar 285 kilometer.
Lintasan rel KA tersebut pembangunannya akan dimulai dari Balikpapan yang kemudian melintasi di Kabupaten Kutai Kartanegara - Kutai Barat hingga tembus ke Kalimantan Tengah yang melintasi Murung Raya dan Barito Utara.
Kereta api yang dibangun Kalimantan Rail dalam jangka pendek akan digunakan untuk mengangkut batubara dan hasil bumi di Kaltim, sedangkan dalam jangka panjang akan digunakan untuk angkutan orang, barang dan jasa.
Kaltim akan mendapat banyak keuntungan ganda dari pembangunan rel tersebut jika terwujud, karena Kalimantan Rail juga akan membangun sea port coal terminal dan coal power plant.
Soal pelaksanaan pembangunan yang kemungkinan akan bersinggungan dengan permasalahan lingkungan, setiap pembangunan infrastruktur harus dilengkapi proses Analisis Manajemen Dampak Lingkungan (Amdal) sehingga tidak merusak lingkungan.
"Pihak Kalimantan Rail memberi apresiasi tinggi atas respon positif dari Pak Gubernur saat pertemuan waktu itu. Investor itu juga segera menyiapkan langkah lanjutan untuk memastikan rencana ini bisa berjalan baik," ujarnya.
Meski telah mendapat respon positif dari gubernur, namun Andrey Shigaev masih menunggu respon Gubernur Kalteng, pasalnya rencana investasi yang mereka susun sangat memperhitungkan kalkulasi bisnis batubara dari hasil pertambangan di Kalteng.
Dalam perhitungan Kalimantan Rail, potensi Kaltim hanya 25 persen, selebihnya berasal dari Kalteng. Karena itu mereka harus mendapat persetujuan dari Pemprov Kalteng.
Sedangkan usul untuk pembangunan rel di Kaltim tanpa harus ke Kalteng sulit dilakukan karena akan mengubah semua perhitungan rencana investasi, tapi bukan juga tidak mungkin, namun masih perlu pertimbangan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011