Samarinda (ANTARA News - Kaltim) - Nilai investasi yang masuk ke Provinsi Kalimantan Timur hingga semester pertama 2011 mencapai Rp67 triliun.
Sementara investasi yang sudah terealisasi mencpai Rp22,28 triliun dari target pemerintah daerah yang mencapai Rp20,23 triliun, kata Kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim, Yadi Sabiannoor, di Samarinda, Selasa.
"Hingga akhir 2011 kita mentargetkan mampu terealisasi Rp20 triliun dari rencana investasi yang akan masuk sebesar Rp67 triliun itu," ucapnya.
Dilihat dari tingginya angka realisasi, dia optimis bahwa realisasi sebesar Rp30 triliun 2011 seperti yang diinginkan Gubernur Kaltim bisa tercapai.
"Pada 2010 lalu kami targetkan investasi ke Kaltim 2011 Rp20 triliun. Namun karena banyaknya pengusaha yang tertarik ke menanamkan modalnya dan Gubernur juga berharap bisa terealisasi Rp30 triliun, kami optimis keinginan itu dapat terwujud," katanya.
Investasi terbesar yang masuk ke Kaltim adalah kegiatan di sektor industri kimia dengan kontribusi sebesar 30 persen, kemudian industri pertambangan berkontribusi 29-30 persen.
Sedangkan sektor pangan dan perkebunan mencapai 27 persen, sementara untuk sektor jasa seperti penyewaan alat berat, dan sektor telekomunikasi serta transportasi menduduki posisi empat dan lima.
Namun demikian, lanjut dia, nilai dan komoditas untuk investasi ini masih fluktuatif dan akan terus berkembang hingga akhir 2011.
Sektor yang menjadi kebanggaan adalah untuk komoditi pangan dan perkebunan karena sudah mampu berkontribusi 27 persen dari total realisasi investasi atau hampir mendekati industri pertambangan dan kimia.
Tingginya kontribusi bidang pangan dan perkebunan ini setelah masuknya sejumlah perusahaan besar, seperti PT Sang Hyang Seri dan Bosowa yang sudah melakukan aktivitas tanaman padi dan jagung di Kabupaten Bulungan.
Dia sangat berharap ke depan terjadi keseimbangan kontribusi untuk semua komoditas, minimal rata-rata 30 persen, pasalnya komoditi pangan dan perkebunan diharapkan menjadi unggulan Kaltim.
Selama ini, lanjut dia, investasi lebih didominasi pertambangan, maka dengan meningkatnya kontribusi sektor lain seperti pertanian dalam arti luas tentu akan mampu memacu pertumbuhan investasi yang berpotensi dikembangkan di Kaltim.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
Sementara investasi yang sudah terealisasi mencpai Rp22,28 triliun dari target pemerintah daerah yang mencapai Rp20,23 triliun, kata Kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim, Yadi Sabiannoor, di Samarinda, Selasa.
"Hingga akhir 2011 kita mentargetkan mampu terealisasi Rp20 triliun dari rencana investasi yang akan masuk sebesar Rp67 triliun itu," ucapnya.
Dilihat dari tingginya angka realisasi, dia optimis bahwa realisasi sebesar Rp30 triliun 2011 seperti yang diinginkan Gubernur Kaltim bisa tercapai.
"Pada 2010 lalu kami targetkan investasi ke Kaltim 2011 Rp20 triliun. Namun karena banyaknya pengusaha yang tertarik ke menanamkan modalnya dan Gubernur juga berharap bisa terealisasi Rp30 triliun, kami optimis keinginan itu dapat terwujud," katanya.
Investasi terbesar yang masuk ke Kaltim adalah kegiatan di sektor industri kimia dengan kontribusi sebesar 30 persen, kemudian industri pertambangan berkontribusi 29-30 persen.
Sedangkan sektor pangan dan perkebunan mencapai 27 persen, sementara untuk sektor jasa seperti penyewaan alat berat, dan sektor telekomunikasi serta transportasi menduduki posisi empat dan lima.
Namun demikian, lanjut dia, nilai dan komoditas untuk investasi ini masih fluktuatif dan akan terus berkembang hingga akhir 2011.
Sektor yang menjadi kebanggaan adalah untuk komoditi pangan dan perkebunan karena sudah mampu berkontribusi 27 persen dari total realisasi investasi atau hampir mendekati industri pertambangan dan kimia.
Tingginya kontribusi bidang pangan dan perkebunan ini setelah masuknya sejumlah perusahaan besar, seperti PT Sang Hyang Seri dan Bosowa yang sudah melakukan aktivitas tanaman padi dan jagung di Kabupaten Bulungan.
Dia sangat berharap ke depan terjadi keseimbangan kontribusi untuk semua komoditas, minimal rata-rata 30 persen, pasalnya komoditi pangan dan perkebunan diharapkan menjadi unggulan Kaltim.
Selama ini, lanjut dia, investasi lebih didominasi pertambangan, maka dengan meningkatnya kontribusi sektor lain seperti pertanian dalam arti luas tentu akan mampu memacu pertumbuhan investasi yang berpotensi dikembangkan di Kaltim.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011