Samarinda (ANTARA News - Kaltim) - Ketua DPRD Samarinda, Kalimantan Timur, Siswadi menyatakan prihatin ada oknum anggota dewan setempat ditangkap polisi terkait kasus narkoba.
"Kami merasa kebobolan sebab satu orang oknum anggota DPRD Samarinda terlibat narkoba. Sebagai Ketua, saya merasa prihatin atas masalah ini," ungkap Siswadi, Jumat.
Pernyataan tersebut disampaikan Siswadi terkait tertangkapnya Mis Heldi Zahri, oknum anggota DPRD Samarinda dari Fraksi Patriot.
Mis Heldi Zahri ditangkap Polsek Metro Tamansari, Jakarta Barat, Sabtu pekan lalu terkait kepemilikan sabu-sabu seberat 1,1 gram.
"Saya telah memerintahkan Badan Kehormatan (BK) dan satu orang unsur pimpinan serta salah satu ketua komisi untuk memastikan masalah itu dan langkah-langkah apa yang harus diambil terkait bahan BK dalam melakukan penyelidikan untuk menentukan sikap DPRD Samarinda," kata Siswadi.
Keberangkatan Mis Heldi Zahri ke Jakarta sebelum akhirnya tertangkap tersebut, kata dia, untuk mengikuti agenda DPRD Samarinda.
"Dia berangkat ke Jakarta memang terkait agenda DPRD Samarinda, yakni mengikuti seminar. Namun jika melakukan kegiatan di luar agenda resmi apalagi terlibat kasus narkoba itu adalah tanggung jawab pribadi dan bukan lembaga," katanya.
"Karena merupakan lembaga politik yang pimpinannya secara kolektif, kami tidak bisa mengawasi satu persatu prilaku setiap anggota dewan sehingga masalah itu berpulang pada pribadi masing-masing anggota," katanya.
Terkait kemungkinan sanksi PAW (pergantian antarwaktu) terhadap Mis Heldi Zahri, Siswadi mengaku itu menjadi kewenangan fraksi.
"Semuanya kami serahkan ke fraksinya dan saat ini BK juga telah memanggil saksi-saksi. Namun, menurut informasi yang bersangkutan (Mis Heldi Zahri) telah mengajukan surat pengunduran diri ke fraksinya, tetapi untuk lebih jelasnya silahkan konfirmasi langsung ke fraksinya," ungkap politisi PDIP tersebut.
Siswadi mengaku mengetahui penangkapan oknum anggata DPRD Samarinda terkait narkoba tersebut justru dari wartawan.
"Saya baru tahu setelah ditanya wartawan. Malam itu juga (Sabtu) saya langsung menghubungi yang bersangkutan untuk mengecek informasi itu, namun telepon genggamnya tidak aktif," ungkap Siswadi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
"Kami merasa kebobolan sebab satu orang oknum anggota DPRD Samarinda terlibat narkoba. Sebagai Ketua, saya merasa prihatin atas masalah ini," ungkap Siswadi, Jumat.
Pernyataan tersebut disampaikan Siswadi terkait tertangkapnya Mis Heldi Zahri, oknum anggota DPRD Samarinda dari Fraksi Patriot.
Mis Heldi Zahri ditangkap Polsek Metro Tamansari, Jakarta Barat, Sabtu pekan lalu terkait kepemilikan sabu-sabu seberat 1,1 gram.
"Saya telah memerintahkan Badan Kehormatan (BK) dan satu orang unsur pimpinan serta salah satu ketua komisi untuk memastikan masalah itu dan langkah-langkah apa yang harus diambil terkait bahan BK dalam melakukan penyelidikan untuk menentukan sikap DPRD Samarinda," kata Siswadi.
Keberangkatan Mis Heldi Zahri ke Jakarta sebelum akhirnya tertangkap tersebut, kata dia, untuk mengikuti agenda DPRD Samarinda.
"Dia berangkat ke Jakarta memang terkait agenda DPRD Samarinda, yakni mengikuti seminar. Namun jika melakukan kegiatan di luar agenda resmi apalagi terlibat kasus narkoba itu adalah tanggung jawab pribadi dan bukan lembaga," katanya.
"Karena merupakan lembaga politik yang pimpinannya secara kolektif, kami tidak bisa mengawasi satu persatu prilaku setiap anggota dewan sehingga masalah itu berpulang pada pribadi masing-masing anggota," katanya.
Terkait kemungkinan sanksi PAW (pergantian antarwaktu) terhadap Mis Heldi Zahri, Siswadi mengaku itu menjadi kewenangan fraksi.
"Semuanya kami serahkan ke fraksinya dan saat ini BK juga telah memanggil saksi-saksi. Namun, menurut informasi yang bersangkutan (Mis Heldi Zahri) telah mengajukan surat pengunduran diri ke fraksinya, tetapi untuk lebih jelasnya silahkan konfirmasi langsung ke fraksinya," ungkap politisi PDIP tersebut.
Siswadi mengaku mengetahui penangkapan oknum anggata DPRD Samarinda terkait narkoba tersebut justru dari wartawan.
"Saya baru tahu setelah ditanya wartawan. Malam itu juga (Sabtu) saya langsung menghubungi yang bersangkutan untuk mengecek informasi itu, namun telepon genggamnya tidak aktif," ungkap Siswadi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011