Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Offroader asal Samarinda, Kalimantan Timur, Suwandy Tandrin dan Ronald Octavianus, bersama Alex Musni Hafas dari Aceh menjadi wakil Indonesia dalam gelaran Borneo Safari ke-27 di Sabah, Malaysia, 29 Oktober-5 November 2017.

Borneo Safari adalah ajang offroad internasional terkemuka di dunia dan gelaran terbesar di Asia dengan peserta tahun ini mencapai 412 kendaraan dari sembilan negara.

"Kendaraan kami bawa langsung dari Samarinda," kata Suwandy saat dihubungi dari Balikpapan, Sabtu, yang untuk ajang ini mengendarai jip Mercedes G 380GE yang sudah dimodifikasi.

Mobil Wandy sudah menempuh lebih kurang 3.000 kilometer sebelum sampai ke Kota Kinabalu, Sabah, tempat perjalanan Borneo Safari dimulakan setiap tahunnya.

Fazri Rachman dan Isma Suhada yang menjadi kru dan mekanik di Mercedes mengendarai mobil itu mengelilingi Pulau Kalimantan dan masuk Malaysia melalui pintu imigrasi Entikong di Kalimantan Barat.

"Masuk Sarawak disambut kawan-kawan offroader Sarawak, begitu terus sampai melintasi Brunei dan masuk Sabah," tambah Wandy.

"Begitu sampai langsung kami cek ulang kondisi mobil, mulai dari mesin, kaki-kaki, ganti oli, hingga siap 100 persen lagi," tambah Ronald yang menjadi "co-driver" Wandy.

Pengibaran bendera start Borneo Safari 2017 dijadwalkan pada Minggu (29/10) pagi di pusat kota Sabah, di depan kantor Sabah Tourism Board yang menjadi salah satu penyokong utama kegiatan ini.

"Selamat datang di Kota Kinabalu, selamat datang di Sabah. Selamat menikmati suasana, selamat ber-offroad ria," kata Presiden Sabah Foul Wheel Drive Association (SFWDA) Faez Noordin, dalam pertemuan teknik di Balai Hakka di pusat Kota Kinabalu, Sabtu siang.

Selain peserta Indonesia, offroader dari luar negeri yang ambil bagian adalah dari Jepang, Brunei, China, Sarawak, Semenanjung Malaya, Thailand, Inggris, dan Australia.

"Tahun ini kami juga ada pengobatan gratis di Kampung Mandalipau dan Karamatoi," kata Faez.

Kedua kampung ada di Pegunungan Crocker yang salah satu puncaknya adalah Gunung Kinabalu, gunung yang menjulang setinggi 4.095 m dari permukaan laut.

Peserta bahkan menginap di Kampung Karamatoi untuk menunggu giliran memasuki rute ekstrem yang terbentang dari Karamatoi hingga Jembatan Oval di pinggir Kota Kinarut, 20 km selatan Kota Kinabalu. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017