Samarinda (ANTARA Kaltim) - Lima kabupaten di Kalimantan Timur telah menggunakan aplikasi Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan (Sigap) untuk mewujudkan dan mempercepat pembangunan desa yang berkelanjutan dan menggali potensi lokal dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
"Lima kabupaten yang menggunakan aplikasi Sigap itu adalah Berau, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Paser, dan Penajam Paser Utara," ujar Manajer Senior Indonesia Terrestrial Program The Nature Conservancy (TNC) Niel Makinuddin di Samarinda, Senin.
Hal itu diungkapkan Niel saat pembukaan Pelatihan Aplikasi Sigap untuk Mendukung Pendampingan Pembangunan Desa di Provinsi Kaltim. Pelatihan ini diikuti 207 peserta dari empat kabupaten di Kaltim, selain Kabupaten Berau.
Dalam pelatihan ini, sebanyak 53 desa mengirimkan wakilnya untuk mengikuti pelatihan. Mereka berkumpul bersama para pendamping lokal desa, pendamping kecamatan, dan staf dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dari empat kabupaten.
Sebelumnya, pelatihan serupa digelar di Kabupaten Berau yang melibatkan 270 peserta dari 45 kampung. Dalam pelatihan ini, para peserta dibekali telepon pintar yang sudah diinstal dengan aplikasi Sigap.
Menurutnya, dukungan telepon pintar berasal dari Nethope, sebuah konsorsium lembaga swadaya masyarakat (LSM) internasional yang peduli akan pengaruh ITK demi kesejahteraan masyarakat.
Aplikasi Sigap terpilih mendapatkan pendanaan lantaran mampu mempermudah perangkat desa, warga, dan pendamping dalam membangun desa, menyejahterakan masyarakat, mengelola alam yang lestari, dan mendorong transparansi.
Pendekatan Sigap dikembangkan TNC Indonesia berdasarkan pengalaman mendampingi masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Hal ini terjadi karena dua kampung percontohan pertama, yakni Kampung Merabu dan Kampung Long Duhung di Berau berhasil dan maju setelah dilakukan pendekatan Sigap.
Dari percontohan ini, kemudian dirasa perlu diperluas sehingga ke depan seluruh Kaltim, bahkan di Indonesia yang ingin memanfaatkan Sigap bisa berkomunikasi secara daring, tanpa mengeluarkan biaya untuk datang jauh-jauh ke Samarinda.
Niel melanjutkan, aplikasi Sigap dikembangkan TNC bersama INSPIRIT dalam dua tahun terakhir. Dalam aplikasi Sigap mengandung beberapa fitur, diantaranya E-book atau buku digital tentang konsep, tahapan Sigap, serta cara perekaman dan pelaporan penerapannya secara periodik.
"Aplikasi ini membantu masyarakat desa membuat pelaporan yang runut sekaligus informatif. TNC mengembangkan aplikasi ini demi mewujudkan dan mempercepat pembangunan desa yang berkelanjutan," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
"Lima kabupaten yang menggunakan aplikasi Sigap itu adalah Berau, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Paser, dan Penajam Paser Utara," ujar Manajer Senior Indonesia Terrestrial Program The Nature Conservancy (TNC) Niel Makinuddin di Samarinda, Senin.
Hal itu diungkapkan Niel saat pembukaan Pelatihan Aplikasi Sigap untuk Mendukung Pendampingan Pembangunan Desa di Provinsi Kaltim. Pelatihan ini diikuti 207 peserta dari empat kabupaten di Kaltim, selain Kabupaten Berau.
Dalam pelatihan ini, sebanyak 53 desa mengirimkan wakilnya untuk mengikuti pelatihan. Mereka berkumpul bersama para pendamping lokal desa, pendamping kecamatan, dan staf dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dari empat kabupaten.
Sebelumnya, pelatihan serupa digelar di Kabupaten Berau yang melibatkan 270 peserta dari 45 kampung. Dalam pelatihan ini, para peserta dibekali telepon pintar yang sudah diinstal dengan aplikasi Sigap.
Menurutnya, dukungan telepon pintar berasal dari Nethope, sebuah konsorsium lembaga swadaya masyarakat (LSM) internasional yang peduli akan pengaruh ITK demi kesejahteraan masyarakat.
Aplikasi Sigap terpilih mendapatkan pendanaan lantaran mampu mempermudah perangkat desa, warga, dan pendamping dalam membangun desa, menyejahterakan masyarakat, mengelola alam yang lestari, dan mendorong transparansi.
Pendekatan Sigap dikembangkan TNC Indonesia berdasarkan pengalaman mendampingi masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Hal ini terjadi karena dua kampung percontohan pertama, yakni Kampung Merabu dan Kampung Long Duhung di Berau berhasil dan maju setelah dilakukan pendekatan Sigap.
Dari percontohan ini, kemudian dirasa perlu diperluas sehingga ke depan seluruh Kaltim, bahkan di Indonesia yang ingin memanfaatkan Sigap bisa berkomunikasi secara daring, tanpa mengeluarkan biaya untuk datang jauh-jauh ke Samarinda.
Niel melanjutkan, aplikasi Sigap dikembangkan TNC bersama INSPIRIT dalam dua tahun terakhir. Dalam aplikasi Sigap mengandung beberapa fitur, diantaranya E-book atau buku digital tentang konsep, tahapan Sigap, serta cara perekaman dan pelaporan penerapannya secara periodik.
"Aplikasi ini membantu masyarakat desa membuat pelaporan yang runut sekaligus informatif. TNC mengembangkan aplikasi ini demi mewujudkan dan mempercepat pembangunan desa yang berkelanjutan," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017