Samarinda (ANTARA Kaltim) - Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak melakukan terobosan untuk membuka keterisolasian sejumlah wilayah dengan menggandeng pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur, utamanya wilayah pedalaman di provinsi itu.

"Sekarang ini kondisi keuangan nasional dan daerah lagi defisit, sementara program pembangunan di daerah tetap harus dijalankan, kita harus melakukan terobosan baru agar pembangunan di daerah tetap bisa berjalan, salah satunya dengan menggandeng perusahan yang beroperasi di kaltim," jelas Gubernur usai menandatangani MoU dengan perusahaan pertambangan batu bara Bayan Resource di Tabang, Kutai Kartanegara, Kamis.

Awang Faroek menjelaskan dalam kerja sama tersebut, PT Bayan Resource akan membangun jalan sepanjang 160 kilometer yang akan menghubungkan Kecamatan Muara Pahu, Kutai Barat, menuju Kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara, sepanjang 100 kilometer.

Sebelumnya PT Bayan Resource telah membuka akses jalan dari Kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara, menuju Senyiur, Kutai Timur, dengan panjang kurang lebih 60 km.

Awang menambahkan dari Kecamatan Tabang tersebut, Pemerintah Provinsi Kaltim juga akan membangun jalur kereta api menuju kawasan ekonomi khusus di Maloy, Kutai Timur.

"Kita ketahui bahwa tidak ada kabupaten maupun provinsi yang bisa maju tanpa adanya akses menuju laut, dan nantinya semua sektor industri itu akan kita arahkan menuju laut di kawasan ekonomi khusus Maloy," jelasnga.

Menurut Awang, jalan tersebut nantinya tidak hanya menjadi akses transportasi pertambangan, namun juga bisa digunakan untuk pengangkutan minyak kelapa sawit dan juga bisa digunakan masyarakat sekitar dalam aktivitasnya sehari-hari.

"Lebar jalan yang dibangun sekitar 16 meter dan akan dibagi tiga peruntukannya, meliputi pengangkutan batu bara, kelapa sawit dan juga kegiatan masyarakat. Nantinya kita akan tempatkan satu regu polisi lalu lintas untuk mengaturnya," jelasnya.

Awang menyatakan bersyukur adanya pola "public-private partnerships", sehingga Pempov Kaltim masih bisa melaksanakan program pembangunan untuk membuka keterisolasian wilayah pedalaman.

"Dengan jalan sepanjang 160 kilometer, kira-kira membutuhkan biaya senilai Rp2 triliun dan semua itu akan menjadi tanggungan Bayan Resource," jelasnya.

Awang berharap langkah yang dilakukan oleh Bayan Resource ini bisa dicontoh oleh semua perusahaan yang beroperasi di Kaltim, sehingga manfaat keberadaan perusahaan tersebut bisa dinikmati oleh masyarakat Kaltim.

"Jangan hanya mengeruk sumber daya alamnya saja, namun perusahaan harus mau dan peduli dengan kondisi masyarakat, saya yakin bila konsep ini bisa berjalan mulus maka lima tahun lagi, semua wilayah di Kaltim akan punya infrastruktur yang bagus, dan tidak ada lagi daerah yang terisolir," jelasnya. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017