Samarinda (ANTARA Kaltim) - Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang meminta warganya waspada terhadap bencana tanah longsor mengingat intensitas curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir hingga beberapa waktu ke depan, karena banyak warga yang tinggal di lereng bukit dengan kemiringan tajam.
"Banyak rumah warga Samarinda berada di lereng gunung dengan kemiringan curam, bahkan ada yang tinggal dengan kemiringan hampir 50 derajat, padahal batas maksimal yang layak adalah dengan kemiringan 25 derajat," ujar Syaharie Jaang di Samarinda, Selasa.
Untuk itu ia minta kewaspadaan warga dalam memperhatikan kondisi dan cuaca, sehingga bagi mereka yang tinggal di lereng bukit, diimbau segera mengungsi ke tempat aman jika hujan lebat karena ia khawatir rumah mereka terkena longsor.
Kewaspadaan ini diungkapkan Jaang karena dalam beberapa hari terakhir sering terjadi longsor di Samarinda dan telah menimpa sejumlah rumah.
Sedangkan Selasa ini terdapat tujuh titik longsor di Samarinda diantaranya yang terjadi di Kecamatan Samarinda Ulu seperti di Jalan Markisa, Jalan Anggur, termasuk di kawasan Selili yang sudah beberapa kali terjadi longsor.
"Saya tadi sudah cek ke lokasi beberapa titik longsor, kemiringan memang curam, jadi jika ada hujan deras lagi, saya minta pindah ke tempat aman agar terhindar dari bahaya. Saya juga berharap hujan tidak deras lagi seperti dalam tiga hari terakhir agar tidak ada lagi longsor," ucapnya.
Terkait dengan curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan banjir hampir merata di Samarinda, ia meminta maaf kepada warga Samarinda akibat kejadian ini sehingga menyebabkan aktivitas warga terganggu.
Menurutnya, banjir yang melanda ibu kota Provinsi Kaltim ini tidak hanya karena curah hujan yang tinggi, namun hal lain yang turut mendukung adalah buruknya sistem drainase dan banyaknya tumpukan sampah di parit, sehingga hal menyebabkan perjalanan air tidak lancar.
Untuk itu, ia mengaku sudah meminta petugas memperbaiki sistem drainase, termasuk drainase di sekitar fly over (jembatan layang) di Kecamatan Air Hitam. Di lokasi ini menjadi merupakan salah satu titik yang menjadi perhatian dalam perbaikan sekaligus perawatan sistem drainase.
Kita memang tidak punya anggaran dalam mengatasi banjir, tapi pemkot punya petugas untuk membersihkan parit, jadi ini harus dimaksimalkan agar air bisa lancar sehingga tidak terjadi banjir," tutur Jaang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
"Banyak rumah warga Samarinda berada di lereng gunung dengan kemiringan curam, bahkan ada yang tinggal dengan kemiringan hampir 50 derajat, padahal batas maksimal yang layak adalah dengan kemiringan 25 derajat," ujar Syaharie Jaang di Samarinda, Selasa.
Untuk itu ia minta kewaspadaan warga dalam memperhatikan kondisi dan cuaca, sehingga bagi mereka yang tinggal di lereng bukit, diimbau segera mengungsi ke tempat aman jika hujan lebat karena ia khawatir rumah mereka terkena longsor.
Kewaspadaan ini diungkapkan Jaang karena dalam beberapa hari terakhir sering terjadi longsor di Samarinda dan telah menimpa sejumlah rumah.
Sedangkan Selasa ini terdapat tujuh titik longsor di Samarinda diantaranya yang terjadi di Kecamatan Samarinda Ulu seperti di Jalan Markisa, Jalan Anggur, termasuk di kawasan Selili yang sudah beberapa kali terjadi longsor.
"Saya tadi sudah cek ke lokasi beberapa titik longsor, kemiringan memang curam, jadi jika ada hujan deras lagi, saya minta pindah ke tempat aman agar terhindar dari bahaya. Saya juga berharap hujan tidak deras lagi seperti dalam tiga hari terakhir agar tidak ada lagi longsor," ucapnya.
Terkait dengan curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan banjir hampir merata di Samarinda, ia meminta maaf kepada warga Samarinda akibat kejadian ini sehingga menyebabkan aktivitas warga terganggu.
Menurutnya, banjir yang melanda ibu kota Provinsi Kaltim ini tidak hanya karena curah hujan yang tinggi, namun hal lain yang turut mendukung adalah buruknya sistem drainase dan banyaknya tumpukan sampah di parit, sehingga hal menyebabkan perjalanan air tidak lancar.
Untuk itu, ia mengaku sudah meminta petugas memperbaiki sistem drainase, termasuk drainase di sekitar fly over (jembatan layang) di Kecamatan Air Hitam. Di lokasi ini menjadi merupakan salah satu titik yang menjadi perhatian dalam perbaikan sekaligus perawatan sistem drainase.
Kita memang tidak punya anggaran dalam mengatasi banjir, tapi pemkot punya petugas untuk membersihkan parit, jadi ini harus dimaksimalkan agar air bisa lancar sehingga tidak terjadi banjir," tutur Jaang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017