Penajam (ANTARA Kaltim) -  Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menggelar patroli rutin sepanjang Ramadhan untuk menciptakan situasi aman dan nyaman di masyarakat.

"Patroli rutin untuk penanganan penyakit masyarakat itu kami lakukan dua kali sehari," kata Kepala Seksi Operasional Satpol PP Kabupaten Penajam Paser Utara Muhtar ketika ditemui di Penajam, Rabu.

Namun, menurut ia, wilayah pantuan atau razia hanya bisa dilakukan mulai kilometer nol sampai di Jalan Silkar, Kelurahan Petung, khususnya tempat hiburan malam.

Sedangkan untuk wilayah lainnya yang jaraknya jauh dari ibukota kabupaten, Satpol PP tidak bisa melakukan patroli dan razia kendati ada laporan masyarakat yang menyebutkan keberadaan wanita tuna susila beroperasi di bulan suci Ramadhan.

Muhtar beralasan pasukan penegak peraturan daerah tidak bisa melakukan patroli dan razia di wilayah yang jaraknya jauh tersebut, karena anggaran kegiatan ketertiban umum yang diusulkan melalui APBD 2017 tidak disetujui.

"Satpol PP tidak memiliki biaya untuk melakukan kegiatan penertiban yang lokasinya jauh dari ibukota kabupaten, karena tahun ini tidak ada anggaran. Padahal, tahun lalu kegiatan ketertiban umum masih mendapat alokasi sekitar Rp100 juta," jelasnya.

Laporan masyarakat setempat menyebutkan sejumlah pekerja seks komersial di Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku, semakin marak beroperasi, bahkan pada Ramadhan ini.

Puluhan PSK yang beroperasi di enam warung remang-remang itu diduga imbas dari ditutupnya lokalisasi Lembah Harapan Kilometer 17 dan Manggar Sari di Kota Balikpapan.

"Kami tidak bisa melakukan penertiban di wilayah Sepaku, karena jaraknya jauh dari ibukota kabupaten. Untuk penertiban ke Sepaku perlu biaya operasional sedikitnya Rp5 juta sekali jalan," ungkap Muhtar.

Jika melakukan penertiban, pihak ya harus sewa mobil, karena kalau menggunakan mobil dinas pasti cepat ketahuan dan juga melibatkan aparat kepolisian dan Polisi Militer.

"Kami hanya bisa mencatat laporan warga, karena untuk turun ke lapangan melakukan penertiban terkendala anggaran," ujarnya.

Informasi yang diperoleh menyebutkan, selain di Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku, warung remang-remang yang diduga menjadi tempat prostitusi terselubung juga ada di Kecamatan Waru.

Sejumlah masyarakat mengaku resah dengan kegiatan ilegal tersebut dan meminta instansi terkait segera melakukan penertiban.(Kominfo PPU)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017