Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak, akan segera melakukan pemasangan tiang pancang pertama (groundbreaking) pembangkit listrik di Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK), Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur.

"Dalam waktu dekat, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak akan melakukan pemasangan tiang pancang pertama pembangunan pembangkit listrik di Maloy. Proyek tersebut akan mendukung sukses program nasional membangun pembangkit listrik 35.000 megawatt," ujar Kepala Bagian Kehumasan Biro Humas Sekretariat Provinsi Kaltim Hendro Prasetyo, di Samarinda, Kamis.

Pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 2x125 megawatt di atas lahan seluas 82 hektare itu kata Hendro Prasetyo, dilakukan dengan menggandeng investor PT Moa Maju Kurnia Utama (MMKU) dan PT PLN.

"Investor dari Cina itu juga siap membangun pabrik etanol dari bahan baku singkong," ujarnya.

Pembangkit listrik tersebut lanjut Hendro Prasetyo, akan mendukung operasional pabrik yang akan dibangun.

"Sesuai misi awalnya, kawasan ini akan menjadi pusat berbagai industri olahan berbasis pertanian dalam arti luas," ucapnya.

"Pembangunan pembangkit listrik ini untuk mendukung kawasan industri Maloy. Kehadiran pembangkit listrik ini juga diharapkan memacu minat para investor untuk menginvestasikan dana mereka ke Maloy. Itu harapan pak Gubernur," jelas juru bicara Gubernur Kaltim tersebut.

Selain pelabuhan "crude palm oil" (CPO) yang saat ini sedang dibangun tambahnya, Presiden Joko Widodo juga telah menyetujui pembangunan pelabuhan "multipurpose" atau multi fungsi dengan kerjasama Pelindo IV.

"Kementerian Perindustrian bersiap membangun tangki timbun. Jika semua sarana itu terwujud, maka diyakini perkembangan ekonomi masyarakat Kaltim, khususnya di wilayah Kutai Timur juga akan meningkat. Kesejahteraan rakyatpun pasti meningkat, tenaga kerja juga akan lebih banyak terserap," papar Hendro Prasetyo.

Selain itu, kata Hendro Prasetyo, Pemprov Kaltim juga sedang membangun instalasi air bersih untuk menunjang keperluan air kawasan industri.

"Sebelumnya, pabrik pengolahan singkong dan pisang sudah diresmikan. Untuk pabrik singkong, dimanfaatkan untuk tapioka yang selanjutnya diharapkan dapat dijadikan turunannya, yaitu etanol," tuturnya.

"Gubernur sangat berharap ke depan, Maloy akan menjadi salah satu pengungkit pertumbuhan ekonomi Kaltim berbasis kekuatan `renewable resources` atau sumber daya terbarukan," jelas Hendro Prasetyo. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017