Samarinda, (ANTARA Kaltim) - Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III menyatakan setidaknya ada 10 titik rawan banjir di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, sehingga untuk meminimalisirnya penting dilakukan normalisasi sungai guna memperlancar arus.

       
"Sebanyak 10 titik itu adalah kawasan Sempaja, Jl Pramuka, Jl DI Panjaitan, Temindung, Vorvo, Jl Lambung Mangkurat, Jl Awang Long, Air Hitam, Air Putih (Karang Asam Kecil), dan kawasan Karang Asam Besar," ujar Kepala BWS Kalimantan III Arief Rachman di Samarinda, Selasa.

       
Hal itu dikatakan Arief ketika menjadi pembicara dalam seminar Peringatan Hari Air se-Duni XXV bertema Restorasi Sungai yang dibuka oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.

       
Sedangkan solusi untuk meminimalisir banjir, katanya, dapat dilakukan berbagai cara. Di Sungai Karang Mumus misalnya, setidaknya terdapat tiga hal yang perlu dilakukan, yakni pembuatan bendungan pengendali (bendali), optimalisasi Waduk Benanga, dan Program Normalisasi Sungai.

       
Pada Waduk Benanga, kondisi genangan air berdasarkan data 2010 dan 2013, luas genangan yang tidak tertutup tumbuhan air seluas 11 hektare, volume sedimen 1,8 juta meter kubik, dan volume tampungan 0,67 juta meter kubik.

       
"Fungsi dari optimalisasi Waduk Benanga yang ada di pertengahan Sungai Karang Mumus merupakan anak Sungai Mahakam ini, maka akan bisa mereduksi banjir di sub-DAS Karang Mumus sebesar 40 persen," kata Arief.

       
Sedangkan untuk program normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM) katanya, dari panjang SKM 40 km, kemudian panjang dari muara ke Bendung Benanga sekitar 15 km.

       
Kondisi yang sudah ditangani sampai 2016 sepanjang 2 km berupa turap dan perapat. Kemudian tahun 2017 ada penambahan panjang turap 316 meter.

       
Sedangkan rencana 2017, normalisasi dan pembuatan tanggul sepanjang 6 km di hilir Bendung Benanga hingga Gunung Lingai, untuk normalisasi dan pembuatan tanggul masih belum sesuai desain rencana, hal ini terjadi karena permasalahan pembebasan lahan.

       
"Berbagai program tersebut diharapkan bisa meminimalisir banjir. Banjir di Samarinda memiliki ketinggian bervariasi tergantung curah hujan dan lokasi. Di Jl M Yamin, Dr Soetomo, dan DI Panjaitan misalnya, pada 22 Januari lalu saat tim turun, ketinggian banjir kisaran 20-85 cm," ujarnya. *

Pewarta: M Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017