Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Badan Pusat Statistik mencatat Provinsi Kalimantan Timur mengalami deflasi 0,04 persen pada Februari 2017 atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari sebelumnya 131,38 pada Januari menjadi 131,32 selama Februari.

"Deflasi ini terjadi karena adanya penurunan indeks harga yang signifikan pada salah satu kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi 1,19 persen," ujar Kepala BPS Kaltim Muhammad Habibullah di Samarinda, Rabu.

Sedangkan kelompok lainnya mengalami inflasi (kenaikan harga), seperti kelompok pengeluaran transportasi sebesar 0,57 persen, diikuti kelompok perumahan 0,56 persen, kelompok makanan jadi, rokok, minuman dan tembakau berinflasi 0,44 persen, dan kelompok kesehatan 0,29 persen.

Jika dirinci menurut kota, jelas Habibullah, maka Kota Samarinda pada Februari 2017 mengalami inflasi 0,13 persen dan Kota Balikpapan berdeflasi 0,26 persen.

Adapun inflasi tahun kalender di Samarinda dan Balikpapan masing-masing 1,15 persen dan 0,81 persen.

Sementara kondisi kota-kota lain di Kalimantan, inflasi tertinggi pada Februari terjadi di Pontianak sebesar 0,36 persen, Tanjung 0,32 persen, Palangkaraya 0,27 persen, Sampit 0,27 persen, Banjarmasin 0,2 persen, Singkawang 0,19 persen, dan Kota Tarakan 0,04 persen.

Habibullah menjelaskan IHK merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga baik inflasi maupun deflasi di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan.

"Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga," katanya.

Ia merinci bahan makanan yang mengalami penurunan harga (deflasi), antara lain daging dan hasilnya 10,89 persen, ikan segar 4,60 persen, telur, susu, dan hasilnya 0,20 persen, sayur-sayuran 2,39 persen, dan kacang-kacangan berdeflasi 2,35 persen.(*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017