Samarinda (ANTARA Kaltim) - Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Kalimantan Timur menyiapkan tujuh langkah inisiatif yang cukup strategis dalam upaya menggenjot pertumbuhan ekonomi daerah pada 2017, sekaligus untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
"Tujuh inisiatif dari OJK ini merupakan langkah pendukung program lain yang telah ditetapkan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada 2017," ujar Kepala OJK Kaltim Dwi Arianto dihubungi di Samarinda, Rabu.
Menurut ia, tujuh langkah inisiatif itu lebih mengoptimalkan beberapa program kerja yang telah digagas bersama industri jasa keuangan, Bank Indonesia, dan pemerintah daerah pada tahun sebelumnya, seperti Layanan Keuangan Tanpa Kantor (Laku Pandai), Simpanan Pelajar dan Jaring (kredit untuk nelayan).
Selain itu, juga ada asuransi pertanian dan ternak, penjaminan kredit UMKM, pengaturan pegadaian swasta, revitalisasi modal ventura, dan program pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan.
Untuk penjaminan kredit, kata Arianto, masalah klasik yang muncul selama ini selalu berkaitan dengan agunan, karena kebanyakan UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) tidak memiliki agunan.
"Untuk itu, OJK perlu turun tangan bersinergi dengan lembaga penjaminan kredit," tambahnya.
Terkait lembaga penjamin kredit, di Kaltim telah dilakukan dengan PT Jamkrida yang menjalankan tugasnya membantu agunannya, sehingga dengan inisiatif ini diharapkan sektor riil akan semakin bergeliat dan ekonomi Kaltim akan tumbuh.
Selama enam tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Kaltim mengalami perlambatan dan turun drastis, yakni dari angka di atas 6 persen pada 2011, menjadi minus 0,3 persen pada 2016.
Selain tujuh langkah inisiatif tersebut, OJK juga telah merumuskan beberapa program peningkatan peran sektor jasa keuangan, yang difokuskan dua program unggulan.
"Dari berbagai program yang kemudian dikerucutkan dua program adalah pertama, mengupayakan peran sektor industri jasa keuangan lebih kontributif mendukung pertumbuhan ekonomi. Kedua adalah menjamin kontribusi jasa keuangan bisa dilakukan dengan tetap memerhatikan ketahanan," ujarnya.
Menurut ia, kedua aspek ini sangat penting untuk menjamin pertumbuhan ekonomi, mengingat pada 2016 kondisi ekonomi Kaltim belum sepenuhnya pulih, sehingga pada 2017 harus mampu meningkatkan industri jasa keuangan yang strategis guna meningkatkan pertumbuhan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
"Tujuh inisiatif dari OJK ini merupakan langkah pendukung program lain yang telah ditetapkan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada 2017," ujar Kepala OJK Kaltim Dwi Arianto dihubungi di Samarinda, Rabu.
Menurut ia, tujuh langkah inisiatif itu lebih mengoptimalkan beberapa program kerja yang telah digagas bersama industri jasa keuangan, Bank Indonesia, dan pemerintah daerah pada tahun sebelumnya, seperti Layanan Keuangan Tanpa Kantor (Laku Pandai), Simpanan Pelajar dan Jaring (kredit untuk nelayan).
Selain itu, juga ada asuransi pertanian dan ternak, penjaminan kredit UMKM, pengaturan pegadaian swasta, revitalisasi modal ventura, dan program pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan pembiayaan.
Untuk penjaminan kredit, kata Arianto, masalah klasik yang muncul selama ini selalu berkaitan dengan agunan, karena kebanyakan UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) tidak memiliki agunan.
"Untuk itu, OJK perlu turun tangan bersinergi dengan lembaga penjaminan kredit," tambahnya.
Terkait lembaga penjamin kredit, di Kaltim telah dilakukan dengan PT Jamkrida yang menjalankan tugasnya membantu agunannya, sehingga dengan inisiatif ini diharapkan sektor riil akan semakin bergeliat dan ekonomi Kaltim akan tumbuh.
Selama enam tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Kaltim mengalami perlambatan dan turun drastis, yakni dari angka di atas 6 persen pada 2011, menjadi minus 0,3 persen pada 2016.
Selain tujuh langkah inisiatif tersebut, OJK juga telah merumuskan beberapa program peningkatan peran sektor jasa keuangan, yang difokuskan dua program unggulan.
"Dari berbagai program yang kemudian dikerucutkan dua program adalah pertama, mengupayakan peran sektor industri jasa keuangan lebih kontributif mendukung pertumbuhan ekonomi. Kedua adalah menjamin kontribusi jasa keuangan bisa dilakukan dengan tetap memerhatikan ketahanan," ujarnya.
Menurut ia, kedua aspek ini sangat penting untuk menjamin pertumbuhan ekonomi, mengingat pada 2016 kondisi ekonomi Kaltim belum sepenuhnya pulih, sehingga pada 2017 harus mampu meningkatkan industri jasa keuangan yang strategis guna meningkatkan pertumbuhan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017