Balikpapan (ANTARA Kaltim) - PT Pertamina Hulu Mahakam akan memberikan penawaran kepada karyawan Total Indonesie yang terlibat dalam operasi ladang minyak dan gas Blok Mahakam di Kalimantan Timur mulai Juni 2017.
"Penawarannya kepada seluruh karyawan `existing`, baik tenaga kerja berkebangsaan Indonesia maupun asing. Isi penawaran adalah apakah mereka mau bergabung dengan Pertamina atau tetap bersama Total," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas) Wilayah Kalimantan dan Sulawesi Nasvar Nazar di Balikpapan, Jumat.
Pertamina Hulu Mahakam adalah perusahaan yang dibentuk PT Pertamina (Persero) untuk menerima alih kelola Blok Mahakam dari Total Indonesie, perusahaan penanaman modal asing Total Prancis dan Inpex, Jepang, mulai 1 Januari 2018 nanti.
Kepada karyawan yang bersangkutan ditawarkan gaji dan posisi yang sama yang dipegangnya pada saat 2017 ini bila mau bergabung dengan Pertamina.
"Jadi, keputusannya ada pada karyawan yang bersangkutan, termasuk juga bila memilih tidak bersama Total atau Pertamina lagi, maka kepadanya akan diserahkan hak-haknya," kata Nasvar Nazar.
Lebih jauh, seandainya satu posisi menjadi lowong sebab ditinggalkan oleh karyawan yang bersangkutan tidak memilih bergabung dengan Pertamina ataupun memutuskan lain, maka Total Indonesie menjadi pihak yang memberi rujukan kepada siapa posisi itu ditawarkan.
"Biasanya kan ada wakil dari karyawan yang bersangkutan atau ada yang sudah dipersiapkan untuk mengisi posisi itu," tambahnya.
Selanjutnya seluruh kewajiban yang muncul dalam kerangka kontrak kerja sama bagi hasil sebelum 2018 yang dijalani Total Indonesie, maka juga menjadi kewajiban Total Indonesie untuk menyelesaikannya.
Sebagian besar karyawan Total di Blok Mahakam adalah warga negara Indonesia. Pada akhir 2015, jumlah karyawan mencapai 1.981 orang pekerja permanen, 1.688 pekerja kontrak, dan 96 ekspatriat.
Kepala Departemen Komunikasi Total Indonesie Kristanto Hartadi menambahkan bahwa "Transfer of Operatorship Agreement" (TOA) sudah ditandatangani pada 29 Juli 2016.
"Untuk memastikan bahwa alih kelola ini berjalan mulus dan lancar," katanya.
Blok Mahakam terdiri dari sejumlah lapangan minyak dan gas, dimana Total Indonesie memulainya dengan Lapangan Bekapai yang menghasilkan minyak. Lapangan-lapangan baru yang ditemukan Total di Blok Mahakam adalah South Mahakam yang memproduksi gas.
Perkembangan produksi membuat Total membangun Lapangan Senipah yang menjadi wadah memroses minyak dan gas dari lapangan-lapangan produksi sebelum dikapalkan atau disalurkan untuk LNG ke Bontang, yang berlokasi 200 km arah utara Balikpapan.
Tahun 2016, dari Blok Mahakam diproduksikan 1,64 juta standar kaki kubik gas per hari dan 64 ribu barel minyak per hari.
Sementara pada 2017 ini, Total Indonesie memproyeksikan mendapatkan 1,43 juta standar kaki kubik gas dan 53 ribu barel minyak per hari.
"Blok Mahakam ini sudah 50 tahun, penurunan produksi adalah kewajaran. Investasi kami juga akan lebih kecil dibandingan tahun 2016 lalu," kata Presiden Total Indonesie Arividya Noviyanto yang baru sepekan ini menjabat.
Kondisi harga minyak di pasar global yang belum lagi menggembirakan dan masa kontrak yang sebentar lagi berakhir menjadi alasan Total Indonesie. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
"Penawarannya kepada seluruh karyawan `existing`, baik tenaga kerja berkebangsaan Indonesia maupun asing. Isi penawaran adalah apakah mereka mau bergabung dengan Pertamina atau tetap bersama Total," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas) Wilayah Kalimantan dan Sulawesi Nasvar Nazar di Balikpapan, Jumat.
Pertamina Hulu Mahakam adalah perusahaan yang dibentuk PT Pertamina (Persero) untuk menerima alih kelola Blok Mahakam dari Total Indonesie, perusahaan penanaman modal asing Total Prancis dan Inpex, Jepang, mulai 1 Januari 2018 nanti.
Kepada karyawan yang bersangkutan ditawarkan gaji dan posisi yang sama yang dipegangnya pada saat 2017 ini bila mau bergabung dengan Pertamina.
"Jadi, keputusannya ada pada karyawan yang bersangkutan, termasuk juga bila memilih tidak bersama Total atau Pertamina lagi, maka kepadanya akan diserahkan hak-haknya," kata Nasvar Nazar.
Lebih jauh, seandainya satu posisi menjadi lowong sebab ditinggalkan oleh karyawan yang bersangkutan tidak memilih bergabung dengan Pertamina ataupun memutuskan lain, maka Total Indonesie menjadi pihak yang memberi rujukan kepada siapa posisi itu ditawarkan.
"Biasanya kan ada wakil dari karyawan yang bersangkutan atau ada yang sudah dipersiapkan untuk mengisi posisi itu," tambahnya.
Selanjutnya seluruh kewajiban yang muncul dalam kerangka kontrak kerja sama bagi hasil sebelum 2018 yang dijalani Total Indonesie, maka juga menjadi kewajiban Total Indonesie untuk menyelesaikannya.
Sebagian besar karyawan Total di Blok Mahakam adalah warga negara Indonesia. Pada akhir 2015, jumlah karyawan mencapai 1.981 orang pekerja permanen, 1.688 pekerja kontrak, dan 96 ekspatriat.
Kepala Departemen Komunikasi Total Indonesie Kristanto Hartadi menambahkan bahwa "Transfer of Operatorship Agreement" (TOA) sudah ditandatangani pada 29 Juli 2016.
"Untuk memastikan bahwa alih kelola ini berjalan mulus dan lancar," katanya.
Blok Mahakam terdiri dari sejumlah lapangan minyak dan gas, dimana Total Indonesie memulainya dengan Lapangan Bekapai yang menghasilkan minyak. Lapangan-lapangan baru yang ditemukan Total di Blok Mahakam adalah South Mahakam yang memproduksi gas.
Perkembangan produksi membuat Total membangun Lapangan Senipah yang menjadi wadah memroses minyak dan gas dari lapangan-lapangan produksi sebelum dikapalkan atau disalurkan untuk LNG ke Bontang, yang berlokasi 200 km arah utara Balikpapan.
Tahun 2016, dari Blok Mahakam diproduksikan 1,64 juta standar kaki kubik gas per hari dan 64 ribu barel minyak per hari.
Sementara pada 2017 ini, Total Indonesie memproyeksikan mendapatkan 1,43 juta standar kaki kubik gas dan 53 ribu barel minyak per hari.
"Blok Mahakam ini sudah 50 tahun, penurunan produksi adalah kewajaran. Investasi kami juga akan lebih kecil dibandingan tahun 2016 lalu," kata Presiden Total Indonesie Arividya Noviyanto yang baru sepekan ini menjabat.
Kondisi harga minyak di pasar global yang belum lagi menggembirakan dan masa kontrak yang sebentar lagi berakhir menjadi alasan Total Indonesie. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017