Samarinda, 15/11 (Antara) - Provinsi Kaltim menargetkan sebanyak 28.000 ekor sapi bunting pada 2017 melalui program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting atau Upsus Siwab yang secara nasional dicanangkan di Jawa Timur pada 8 Oktober 2016.

 

      

"Target sapi bunting sebanyak itu terdiri dari 13.950 ekor dari hasil Intensifikasi Kawin Alam (Inka) dan selebihnya sebanyak 14.050 ekor dari hasil Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik," ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim Dadang Sudarya di Samarinda, Selasa.

 

       

Di Kaltim, lanjutnya, program Upsus Siwab telah dicanangkan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak pada 8 November 2016 di Kabupaten Paser. Pencanangan saat itu juga dilakukan oleh Bupati Paser Yusriansyah Syarkawi untuk wilayahnya.

 

       

Sedangkan secara serentak, pencanangan Upsus Siwab dilaksanakan Selasa ini di enam kabupaten/kota di Kaltim, yakni Samarinda, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Penajam Paser Utara, Paser, dan Berau.

 

       

Menurut Dadang, Upsus Siwab di Kaltim dilakukan untuk mendukung komitmen pemerintah pusat dalam mengejar swasembada sapi yang ditargetkan Presiden Joko Widodo tercapai pada 2026, sekaligus untuk mewujudkan Indonesia mandiri dalam pemenuhan pangan asal hewan.

 

       

Program Upsus Siwab akan memaksimalkan potensi sapi indukan dalam negeri agar dapat terus menghasilkan pedet (anak sapi), sehingga populasi sapi di Kaltim terus bertambah.

 

       

Dalam menuju keberhasilan Upsus Siwab, jelas Dadang, ada dua hal yang menjadi perhatian utama dalam usaha meningkatkan populasi sapi, yakni melalui IB dan Inka.

 

       

Keuntungan dalam melakukan IB di antaranya efisiensi waktu karena untuk mengawinkan sapi, peternak cukup menghubungi inseminator (petugas IB) di daerah setempat dan menentukan jenis bibit (semen) yang diinginkan untuk dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.

 

       

Keuntungan lainnya adalah efisiensi biaya, karena dengan adanya inseminasi buatan, maka peternak tidak perlu memelihara sapi jantan sehingga biaya pemeliharaan hanya dikeluarkan untuk indukan.

 

       

"Keuntungan IB juga untuk memperbaiki kualitas sapi. Melalui IB, sapi lokal pun dapat menghasilkan anak sapi unggul seperti simmental, brahman cross, limousine, maupun charolise, atau sesuai dengan jenis sapi yang diinginkan peternak," ucapnya.

 

        

Sedangkan untuk meningkatkan populasi melalui Inka, cara ditempuh untuk menunjang budidaya ternak sapi potong yang memiliki padang penggembalaan luas dan lokasinya jauh dari keberadaan petugas IB. *

Pewarta: Muhammad Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016