Sangatta (ANTARA Kaltim) - Perusahaan pertambangan minyak dan gas (Migas) PT Pertamina  Eksplorasi dan Produksi (EP) Asset 5 Field Sangatta, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Provinsi Kaltim adalah salah satu badan usaha milik negara (BUMN) yang memiliki kepedulian sangat besar terhadap pembangunan nasional, daerah dan masyarakat.

Perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 1902 itu memiliki sejarah panjang dan terus memberikan kontribusinya
bagi negara dan masyarakat, terutama di Kabupaten Kutai Timur yang merupakan daerah penghasil Migas dan berhak atas Dana Bagi Hasil (DBH) Migas.

Menurut Plt Field Manager Pertamina EP  Sangatta, Krisna Haryadi, dukungan dan bantuan Pertamina EP Asset 5
Field Sangatta terhadap pemerintah Kutai Timur dan masyarakat sebagai bagian dari kerja sama timbal balik yang
harus dilakukan agar perusahaan terus berproduksi dan mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah dan
masyarakat.

"Untuk terus berkontribusi, kami  membutuhkan dukungan dan kerjasama dengan pemerintah daerah dan masyarakat, terutama yang terkait perizinan dan keamanan, sehingga produksi bisa berjalan aman, lancar dan berkelanjutan,"katanya.

Dijelaskan bahwa PT Pertamina  EP Asset 5 Field Sangatta adalah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan
merupakan salah satu kontraktor  Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), dengan Wilayah Kerja (WK) di Kabupaten Kutai Timur seluas 113.613.90 hektare persegi.

Dalam kurun waktu 2011-2015 Pertamina EP Sangatta mengalami penurunan produksi terkait turunnya harga minyak mentah dipasaran dunia, sehingga perusahaan melakukan efesiensi besar-besaran disegala bidang.

Berdasarkan catatan perusahaan, produksi tertinggi Pertamina EP Sangatta terjadi pada tahun 1978 dan 1979 yang
mencapai 8.600 barel minyak per hari (BPOD). Tahun 2016  hingga akhir September, produksinya mencapai  1.688 BOPD atau atau naik 102.47 persen dari target produksi  sebesar 1.648 BOPD, meningkat dari periode yang sama tahun 2015 sebesar 1.212 BOPD.

Lingkungan dan Masyarakat

Legal & Relation Assisten Manager PT Pertamina EP Sangatta, Ifni Hidayat, menambahkan bahwa perusahaan tidak hanya melaksanakan kegiatan mencari minyak untuk kepentingan nasional dan daerah, namun juga tidak pernah melupakan pembangunan di bidang lingkungan dan kesejahteraan  masyarakat  sekitar perusahaan.

Dalam bidang lingkungan misalnya, Pertamina EP Sangatta telah meluncurkan Program satu Sumur Bor Untuk 1.000
Pohon.Artinya, setiap melakukan pengeboran Migas, perusahaan wajib menanam pohon disekitar areal.

"Melalui program ini, sejak tahun 2012 lalu perusahaan telah menanam sebanyak 42.500 bibit pohon jenis mangrove, ulin, trombosit, meranti, rambutan dan durian,"katanya.

Menurutnya program satu Sumur 1000 Pohon juga sebagai bentuk dukungan perusahaan terhadap Program Pemprov Kaltim, yakni “Kaltim Green”, yaitu satu orang menanam lima pohon, dan Program Nasional  satu  Miliar Pohon.

Selain kepada pemerintah daerah, Pertamina EP Sangatta juga menjalin kerjasama dengan pihak Balai Taman Nasional Kutai (BTNK)dan setiap tahunnya memberikan bantuan dana program pelestarian hutan di kawasan Taman Nasional Kutai sekitar Rp600 juta.

Taman Nasional Kutai memiliki luas areal 198.629 hektare terbagi atas empat zona, yakni Zona Inti seluas 99.000
hektare, Zona Rimba 70.500 hektare, Zona Pemanfaatan Intensif 23.800 hektare, dan Zona Penyangga seluas 2.450 hektare.

Dalam kawasan TNK terdapat beragam flora seperti jenis vegetasi, mangrove, hutan rawa air tawar, hutan kerangas, hutan genangan dataran rendah, hutan ulin-meranti-kapur dan hutan campuran.

"Berkat program satu sumur menanam 1.000 Pohon, Pertamina EP Sangatta mendapatkan penghargaan "Indonesia Green Awards 2015" dari Pemerintah Indonesia untuk kategori pelestarian lingkungan,"kata Ifni Hidayat.

Dikatakannya bahwa Pertamina EP Sangatta sebagai sebuah perusahaan, terus memperluas kontribusinya kepada
masyarakat sekitar perusahaan melalui program Coorporate Sosial Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

"Meskipun produksi migas menurun dan harga minyak dunia belum stabil, namun program-program CSR perusahaan tetap menjadi prioritas kami, terutama didaerah operasi tiga desa, yakni Desa Sangatta Selatan, Desa Sangkima, dan Desa Sangkima Lama," kata Ifni.

Ifni menjelaskan beberapa kegiatan CSR perusahaan di antaranya  membangun sarana air bersih sumur bor di
beberapa puluh titik untuk kepentingan masyarakat sekitar, dan membantu membangun saluran air bersih dari gunung
hingga ke permukiman sepanjang 700 meter.

Hal itu diakui Pikau salah seorang warga Dayak Kenyah di Desa Sangkima bahwa besarnya kontribusi perusahaan
terhadap masyarakat sekitar.

"Seluruh warga bersama-sama membangun saluran air bersih, perusahaan pertamina membantu menyediakan pipa paralon sepanjang 700 meter. Semenjak saat itu seluruh warga telah menikmati air bersih," katanya.

Lanjut Ifni bantuan dibidang kesehatan dan pendidikan juga dilakukan oleh perusahaan, misalnya melalui Persatuan
Wanita Patra (PWP) yang setiap bulannya menyerahkan paket berbagai macam makanan sehat kepada masyarakat.

Makanan sehat untuk masyarakat itu antara lain berupa bubur, biskuit dan susu untuk bayi dan balita, disesuaikan
dengan tingkat usianya. Untuk bayi usia 0-6 bulan biasanya berupa susu formula untuk menambah asupan ASI,
kemudian untuk bayi usia 7-12 bulan memperoleh bubur bayi, bubur tim, dan biskuit susu.

"Sedangkan untuk para balita diberikan susu bubuk dan biskuit," katanya.

Dukungan perusahaan dilakukan secara rutin setiap bulan sebagai salah satu upaya perusahaan untuk mendukung
peningkatan kesehatan masyarakat.

Kepala Desa Sangkima, M. Jafar mengatakan, program-program CSR Pertamina EP Sangatta di desanya sangat dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat.

"Keberadaan PT Pertamina  EP Asset 5 Field Sangatta sangat membantu masyarakat sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara perusahaan,pemerintah daerah dan masyarakat," katanya.

Hal serupa juga disampaikan Kepala Dinas Pendapatan Daerah  (Dispenda) Kutai Timur, Ir.Hj.Yulianti bahwa PT
Pertamina  EP Asset 5 Field Sangatta memiliki kontribusi besar  terhadap pembangunan daerah.

"Sebagai daerah penghasil migas, Pemkab Kutim mendapatkan dana bagi hasil sebesar Rp180 miliar lebih per
tahun,"katanya.

Dana tersebut oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur digunakan untuk  pembangunan daerah dan penyediaan fasilitas  umum,  baik untuk sektor pembangunan inprastruktur , ekonomi, sosial budaya, pendidikan, kesehatan dan juga usaha kecil/menengah.

"Jadi Kekayaan Sumber Daya Alam yang dimiliki daerah dikelola dengan baik oleh PT Pertamina sehingga
menghasilkan pendapatan negara, daerah dan benar-benar dapat dirasakan langsung  masyarakat Kutai Timur,"kata
Yulianti.(*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016