Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh (BKPP) Provinsi Kalimantan Timur akan melaksanakan revolusi pangan alternatif sebagai upaya mengurangi konsumsi masyarakat terhadap komoditas beras.

"Kaltim memiliki sumber pangan nonberas yang cukup besar, namun hal itu belum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat didorong untuk tidak selalu mengkonsumsi beras (nasi), tetapi juga mengkonsumsi sumber makanan yang lain," kata Kepala BKPP Kaltim Fuad Asaddin di Samarinda, Minggu.

Potensi kebutuhan nonberas di Kaltim, seperti singkong, umbi-umbian, jagung, sagu dan kebutuhan lainnya sangat besar.

"Potensi nonberas tersebut dari dulu sudah dikonsumsi, tetapi sekarang masyarakat tidak melanjutkan. Sudah saatnya, mengkonsumsi nonberas harus kembali dilanjutnya," tuturnya.

"Dengan pelaksanaan revolusi pangan alternatif, yang rencananya akan dilaksanakan pada minggu kedua Oktober 2016, bisa memberikan solusi dan masukan untuk mendorong masyarakat bisa mengkonsumsi nonberas," kata Fuad Asaddin.

Pada pelaksanaan revolusi pangan alternatif tersebut, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak juga akan memberikan pernyataan seperti "One Day No Rice" atau "Food Withaout Rice".

"Saat ini, ada kecenderungan masyarakat mengkonsumsi beras semakin meningkat dan ini sangat memprihantinkan karena kalau terlalu banyak mengkonsumsi beras tentu tidak baik bagi kesehatan. Ini yang coba kami sosialisasikan kepada masyarakat," jelas Fuad Asaddin.

Saat ini khususnya di Samarinda, kata Fuad Asaddin, banyak yang menjual singkong dan keberadaanya tersebut bisa menjadi pilihan kepada masyarakat untuk tidak sekedar makan nasi, tetapi juga mengkomsumsi makanan nonberas, sehingga diharapkan tekanan terhadap kebutuhnan beras bisa menurun.

"Keragaman pangan akan memenuhi kebutuhan pangan protein, vitamin dan mineral," jelasnya.

"Dengan melaksanakan revolusi pangan alternatif, nanti kami akan mencoba agar kebutuhan beras bisa turun, sementara kebutuhan pangan lain semakin meningkat, sehingga bukan saja baik bagi kesehatan, tetapi juga menguntungkan dari sisi lapangan usaha maupun lapangan pekerjaan, karena meningkatnya kebutuhan-kebutuhan nonberas lainnya," tutur Fuad Asaddin. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016