Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sejumlah kebutuhan pokok di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, mengalami penurunan harga atau deflasi 0,43 persen pada Agustus 2016, dengan kontribusi penurunan tertinggi pada kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 6,04 persen.
"Untuk kelompok lainnya masih mengalami inflasi (kenaikan harga), seperti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang berinflasi 1,61 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur M Habibullah di Samarinda, Kamis.
Menurut ia, Kota Tarakan dalam perhitungan inflasi dan survei data-data lainnya masih dilakukan oleh BPS Provinsi Kaltim, karena Provinsi Kaltara belum memiliki Perwakilan BPS.
Kelompok lainnya di Tarakan yang juga mengalami inflasi pada Agustus 2016 adalah kelompok bahan makanan dengan laju inflasi 1,01 persen, disusul kelompok sandang 0,33 persen.
Sekain itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau menyumbang kenaikan 0,07 persen, kelompok perumahan 0,03 persen, dan kelompok kesehatan 0,02 persen.
Jika dirinci per subkelompok, lanjut Habibullah, pada kelompok transportasi terdapat satu sub yang memiliki andil tertinggi mempengaruhi deflasi di Tarakan, yakni transpor yang mengalami penurunan harga 9,21 persen, sementara subkomunikasi dan penunjang transpor berinflasi 1,52 persen.
Untuk kelompok lain yang berinflasi seperti bahan makanan, terdapat dua subkelompok yang memiliki andil tertinggi, yakni sayur-sayuran dengan kenaikan harga 7,66 persen dan bumbu-bumbuan 6,75 persen.
Ia menambahkan, adanya deflasi di Kota Tarakan pada Agustus 2016 karena terjadinya perubahan indeks harga konsumen (IHK) dari 136,28 pada bulan Juli, menjadi 135,70 pada Agustus.
IHK merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga, baik berupa inflasi maupun deflasi di tingkat konsumen.
"Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan adanya pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh setiap rumah tangga," kata Habibullah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Untuk kelompok lainnya masih mengalami inflasi (kenaikan harga), seperti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang berinflasi 1,61 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur M Habibullah di Samarinda, Kamis.
Menurut ia, Kota Tarakan dalam perhitungan inflasi dan survei data-data lainnya masih dilakukan oleh BPS Provinsi Kaltim, karena Provinsi Kaltara belum memiliki Perwakilan BPS.
Kelompok lainnya di Tarakan yang juga mengalami inflasi pada Agustus 2016 adalah kelompok bahan makanan dengan laju inflasi 1,01 persen, disusul kelompok sandang 0,33 persen.
Sekain itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau menyumbang kenaikan 0,07 persen, kelompok perumahan 0,03 persen, dan kelompok kesehatan 0,02 persen.
Jika dirinci per subkelompok, lanjut Habibullah, pada kelompok transportasi terdapat satu sub yang memiliki andil tertinggi mempengaruhi deflasi di Tarakan, yakni transpor yang mengalami penurunan harga 9,21 persen, sementara subkomunikasi dan penunjang transpor berinflasi 1,52 persen.
Untuk kelompok lain yang berinflasi seperti bahan makanan, terdapat dua subkelompok yang memiliki andil tertinggi, yakni sayur-sayuran dengan kenaikan harga 7,66 persen dan bumbu-bumbuan 6,75 persen.
Ia menambahkan, adanya deflasi di Kota Tarakan pada Agustus 2016 karena terjadinya perubahan indeks harga konsumen (IHK) dari 136,28 pada bulan Juli, menjadi 135,70 pada Agustus.
IHK merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga, baik berupa inflasi maupun deflasi di tingkat konsumen.
"Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan adanya pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh setiap rumah tangga," kata Habibullah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016