Penajam (ANTARA Kaltim) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, belum mengetahui bantuan program "converter kit" berupa peralatan konversi dari bahan bakar minyak ke gas untuk kapal nelayan di daerah setempat.
"Belum ada kabar Kabupaten Penajam Paser Utara dapat berapa converter kit," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Penajam Paser Utara, Ahmad Usman saat ditemui di Penajam, Rabu.
Menurut ia, hingga saat ini belum mengetahui secara detail terkait bantuan itu dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga belum memberikan informasi apakah Kabupaten Penajam Paser Utara mendapatkan bantuan tersebut.
Ahmad Usman menyatakan saat ini nelayan di Kabupaten Penajam Paser Utara untuk mendapatkan bahan bakar solar saja masih sulit, karena belum semua nelayan secara merata bisa mendapatkan solar, sehingga perlu difasilitasi oleh pemerintah.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara menyambut baik program bantuan converter kit untuk para nelayan yang diluncurkan pemerintah.
"Nelayan pasti antusias karena pemerintah pusat akan memberikan converter kit bagi nelayan kecil dengan kapasitas kapal di bawah 5 GT (gross tonage)," ujar Ahmad Usman.
Namun, terkait penggunaan bahan bakar gas lebih hemat biaya dibanding dengan menggunakan bahan bakar solar serta kemudahan dan keamanan, ia mengatakan masih perlu waktu untuk pembuktian melalui kajian dan analisa.
Program Converter Kit untuk kapal nelayan mulai berjalan tahun 2016 oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dengan anggaran Rp31 miliar untuk membeli 5.473 unit converter kit.
Pembagian peralatan itu merupakan wujud kepedulian pemerintah kepada nelayan dan menjadi bagian dari program percepatan konversi BBM ke bahan bakar gas.
Pengalihan BBM ke gas tersebut memberikan manfaat penghematan biaya nelayan hingga 60 persen, dengan perhitungan satu tabung elpiji 3 kilogram seharga sekitar Rp18 ribu hingga Rp20 ribu dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk melaut selama tiga hari.
Sedangkan jika menggunakan solar, setiap kali melaut memerlukan sekitar 3,5 hingga empat liter atau Rp18.000 hingga Rp20.000 per hari atau sekitar Rp54.000 sampai Rp60.000 untuk tiga hari. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Belum ada kabar Kabupaten Penajam Paser Utara dapat berapa converter kit," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Penajam Paser Utara, Ahmad Usman saat ditemui di Penajam, Rabu.
Menurut ia, hingga saat ini belum mengetahui secara detail terkait bantuan itu dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga belum memberikan informasi apakah Kabupaten Penajam Paser Utara mendapatkan bantuan tersebut.
Ahmad Usman menyatakan saat ini nelayan di Kabupaten Penajam Paser Utara untuk mendapatkan bahan bakar solar saja masih sulit, karena belum semua nelayan secara merata bisa mendapatkan solar, sehingga perlu difasilitasi oleh pemerintah.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara menyambut baik program bantuan converter kit untuk para nelayan yang diluncurkan pemerintah.
"Nelayan pasti antusias karena pemerintah pusat akan memberikan converter kit bagi nelayan kecil dengan kapasitas kapal di bawah 5 GT (gross tonage)," ujar Ahmad Usman.
Namun, terkait penggunaan bahan bakar gas lebih hemat biaya dibanding dengan menggunakan bahan bakar solar serta kemudahan dan keamanan, ia mengatakan masih perlu waktu untuk pembuktian melalui kajian dan analisa.
Program Converter Kit untuk kapal nelayan mulai berjalan tahun 2016 oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dengan anggaran Rp31 miliar untuk membeli 5.473 unit converter kit.
Pembagian peralatan itu merupakan wujud kepedulian pemerintah kepada nelayan dan menjadi bagian dari program percepatan konversi BBM ke bahan bakar gas.
Pengalihan BBM ke gas tersebut memberikan manfaat penghematan biaya nelayan hingga 60 persen, dengan perhitungan satu tabung elpiji 3 kilogram seharga sekitar Rp18 ribu hingga Rp20 ribu dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk melaut selama tiga hari.
Sedangkan jika menggunakan solar, setiap kali melaut memerlukan sekitar 3,5 hingga empat liter atau Rp18.000 hingga Rp20.000 per hari atau sekitar Rp54.000 sampai Rp60.000 untuk tiga hari. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016