Balikpapan (ANTARA Kaltim) - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) melakukan uji coba pengoperasian aliran listrik selama 24 jam di wilayah perbatasan di Kampung Ujoh Bilang dan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, pada 17 Agustus 2016.
"Pengoperasian aliran listrik 24 jam itu semoga bisa memeriahkan peringatan ulang tahun Kemerdekaan RI di batas negeri," kata General Manager PT PLN Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltimra) Tohari Hadiat di Balikpapan, Selasa.
Kabupaten Mahakam Ulu merupakan daerah otonom baru hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai Barat yang wilayahnya berbatasan langsung dengan negara bagian Sarawak, Malaysia.
Perbatasan kedua negara itu berada di tengah rimba belantara, di kawasan yang disebut "Heart of Borneo".
Menurut Tohari Hadiat, proyek pembangunan infrastruktur kelistrikan wilayah perbatasan dimulai sejak setahun lalu, yaitu pada peringatan 70 tahun Kemerdekaan RI, merupakan bagian dari proyek pembangunan kelistrikan di daerah perbatasan dan pulau terluar oleh PLN Kaltimra.
"Tahun ini listriknya sudah bisa beroperasi 24 jam," kata Tohari.
PLN juga menyiapkan jaringan dan sumber daya manusia untuk menunjang operasi listrik selama 24 jam tersebut.
"Nantinya akan ada pemeliharaan berjangka untuk jaringan distribusi dan trafo distribusi dalam mendukung operasi listrik 24 jam," tambahnya.
Selain itu, lanjut Tohari, PLN Area Samarinda dan PLN Rayon Melak sebagai unit yang bersentuhan langsung dengan kedua desa tersebut telah melakukan sosialisasi di Long Bagun untuk menghimpun dukungan masyarakat terhadap rencana uji coba itu.
Saat ini, di Long Bagun dan Ujoh Bilang terdata sejumlah 435 pelanggan yang terlayani dengan daya tersambung sebesar 565,5 KVA, sementara daya mampu pembangkit di Long Bagun kini sebesar 740 KW dengan beban puncak sebesar 349 KW.
Seperti halnya pengerjaan proyek di lokasi terpencil lainnya, Tohari menambahkan tantangan terbesar dalam penyelesaian delapan proyek listrik perbatasan ini adalah medan yang sangat berat.
Tidak tersedianya akses dan infrastruktur jalan yang memadai, membuat pekerjaan mobilisasi orang, mesin dan peralatan membutuhkan tenaga dan biaya yang tidak sedikit.
Proyek di Kecamatan Long Apari, misalnya, untuk menjangkau lokasi proyek hanya dapat dilakukan melalui sungai yang berarus deras dan memiliki banyak jeram.
Kendati demikian, Tohari menegaskan kesulitan itu tidak akan menghalangi pembangungan kelistrikan di wilayah perbatasan.
Beroperasinya listrik 24 jam juga akan ditularkan ke desa-desa lain di Kabupaten Mahakam Ulu yang masih belum mendapat pasokan selama 24 jam.
Rencana pembangunan jaringan dan gardu distribusi di desa-desa Kabupaten Mahakam Ulu saat ini tengah dirangkai bersama.
"Adalah visi PLN untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat lewat pembangunan infrastruktrur kelistrikan, salah satunya masyarakat perbatasan," ujar Tohari Hadiat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Pengoperasian aliran listrik 24 jam itu semoga bisa memeriahkan peringatan ulang tahun Kemerdekaan RI di batas negeri," kata General Manager PT PLN Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltimra) Tohari Hadiat di Balikpapan, Selasa.
Kabupaten Mahakam Ulu merupakan daerah otonom baru hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai Barat yang wilayahnya berbatasan langsung dengan negara bagian Sarawak, Malaysia.
Perbatasan kedua negara itu berada di tengah rimba belantara, di kawasan yang disebut "Heart of Borneo".
Menurut Tohari Hadiat, proyek pembangunan infrastruktur kelistrikan wilayah perbatasan dimulai sejak setahun lalu, yaitu pada peringatan 70 tahun Kemerdekaan RI, merupakan bagian dari proyek pembangunan kelistrikan di daerah perbatasan dan pulau terluar oleh PLN Kaltimra.
"Tahun ini listriknya sudah bisa beroperasi 24 jam," kata Tohari.
PLN juga menyiapkan jaringan dan sumber daya manusia untuk menunjang operasi listrik selama 24 jam tersebut.
"Nantinya akan ada pemeliharaan berjangka untuk jaringan distribusi dan trafo distribusi dalam mendukung operasi listrik 24 jam," tambahnya.
Selain itu, lanjut Tohari, PLN Area Samarinda dan PLN Rayon Melak sebagai unit yang bersentuhan langsung dengan kedua desa tersebut telah melakukan sosialisasi di Long Bagun untuk menghimpun dukungan masyarakat terhadap rencana uji coba itu.
Saat ini, di Long Bagun dan Ujoh Bilang terdata sejumlah 435 pelanggan yang terlayani dengan daya tersambung sebesar 565,5 KVA, sementara daya mampu pembangkit di Long Bagun kini sebesar 740 KW dengan beban puncak sebesar 349 KW.
Seperti halnya pengerjaan proyek di lokasi terpencil lainnya, Tohari menambahkan tantangan terbesar dalam penyelesaian delapan proyek listrik perbatasan ini adalah medan yang sangat berat.
Tidak tersedianya akses dan infrastruktur jalan yang memadai, membuat pekerjaan mobilisasi orang, mesin dan peralatan membutuhkan tenaga dan biaya yang tidak sedikit.
Proyek di Kecamatan Long Apari, misalnya, untuk menjangkau lokasi proyek hanya dapat dilakukan melalui sungai yang berarus deras dan memiliki banyak jeram.
Kendati demikian, Tohari menegaskan kesulitan itu tidak akan menghalangi pembangungan kelistrikan di wilayah perbatasan.
Beroperasinya listrik 24 jam juga akan ditularkan ke desa-desa lain di Kabupaten Mahakam Ulu yang masih belum mendapat pasokan selama 24 jam.
Rencana pembangunan jaringan dan gardu distribusi di desa-desa Kabupaten Mahakam Ulu saat ini tengah dirangkai bersama.
"Adalah visi PLN untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat lewat pembangunan infrastruktrur kelistrikan, salah satunya masyarakat perbatasan," ujar Tohari Hadiat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016