Samarinda (ANTARA Kaltim) - Forum Kawasan Ekosistem Esensial Wehea-Kelay Provinsi Kalimantan Timur meluncurkan dokumen rencana pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial Koridor Orangutan Bentang Alam Wehea-Kelay mulai Kabupaten Kutai Timur hingga Berau.
"Berdasarkan data, lebih dari 75 persen populasi Orangutan Kalimantan berada di luar kawasan konservasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah," ujar Ketua Forum KEE Koridor Orangutan Bentang Alam Wehea-Kelay, Riza Indra Riadi, dihubungi dari Samarinda, Rabu.
Melihat hal ini, Pemprov Kaltim kemudian mengembangkan KEE Wehea-Kelay sebagai komitmen untuk menjaga kelestarian orangutan dalam skala bentang alam.
Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak yang memiliki komitmen untuk menjaga kelestarian orangutan, seperti Pemerintah Kabupaten Berau, Kutai Timur, pihak swasta, masyarakat, dan LSM.
Saat ini, Forum KEE atas nama Gubernur Kaltim mengikuti peringatan Hari Konservasi Alam Nasional yang diselenggarakan di Taman Nasional Bali Barat, Bali.
Dalam acara itu, Riza menyerahkan rencana dokumen pengelolaan KEE Bentang Alam Wehea-Kelay kepada Menteri KLHK yang diwakili Dirjen KSDAE Tachrir Fathoni.
Penyerahan dokumen sebagai komitmen Pemprov Kaltim bekerja sama dengan para pihak dalam pengelolaan orangutan skala bentang alam.
"Inisiatif Kaltim menetapkan KEE Koridor Orangutan merupakan hal membanggakan, karena ini menjadi yang pertama di Indonesia. Ini yang disampaikan Dirjen KSDAE saat menerima dokumen pengelolaan KEE Wehea-Kelay," kata Riza.
Dipilihnya Bentang Alam Wehea-Kelay seluas 308.000 hektare menjadi KEE bukan hanya atas pertimbangan pentingnya kawasan menjadi habitat bagi populasi orangutan, tetapi juga karena tingginya keanekaragaman hayati dan kandungan stok karbon.
"Kawasan ini juga berfungsi sebagai penyedia jasa lingkungan bagi kehidupan masyarakat setempat termasuk ekonomi, sosial dan budaya," tambah Riza.
Ia menambahkan pengelolaan KEE Koridor Orangutan Bentang Alam Wehea-Kelay menerapkan konsep praktik manajemen terbaik di kawasan hutan produksi, hutan lindung, hutan tanaman industri, dan perkebunan.
Riza menekankan bahwa keberhasilan pengelolaan kawasan KEE Wehea-Kelay ini sangat tergantung pada kerja sama para pihak baik dari unsur pemerintah, swasta, LSM maupun masyarakat.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Berdasarkan data, lebih dari 75 persen populasi Orangutan Kalimantan berada di luar kawasan konservasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah," ujar Ketua Forum KEE Koridor Orangutan Bentang Alam Wehea-Kelay, Riza Indra Riadi, dihubungi dari Samarinda, Rabu.
Melihat hal ini, Pemprov Kaltim kemudian mengembangkan KEE Wehea-Kelay sebagai komitmen untuk menjaga kelestarian orangutan dalam skala bentang alam.
Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak yang memiliki komitmen untuk menjaga kelestarian orangutan, seperti Pemerintah Kabupaten Berau, Kutai Timur, pihak swasta, masyarakat, dan LSM.
Saat ini, Forum KEE atas nama Gubernur Kaltim mengikuti peringatan Hari Konservasi Alam Nasional yang diselenggarakan di Taman Nasional Bali Barat, Bali.
Dalam acara itu, Riza menyerahkan rencana dokumen pengelolaan KEE Bentang Alam Wehea-Kelay kepada Menteri KLHK yang diwakili Dirjen KSDAE Tachrir Fathoni.
Penyerahan dokumen sebagai komitmen Pemprov Kaltim bekerja sama dengan para pihak dalam pengelolaan orangutan skala bentang alam.
"Inisiatif Kaltim menetapkan KEE Koridor Orangutan merupakan hal membanggakan, karena ini menjadi yang pertama di Indonesia. Ini yang disampaikan Dirjen KSDAE saat menerima dokumen pengelolaan KEE Wehea-Kelay," kata Riza.
Dipilihnya Bentang Alam Wehea-Kelay seluas 308.000 hektare menjadi KEE bukan hanya atas pertimbangan pentingnya kawasan menjadi habitat bagi populasi orangutan, tetapi juga karena tingginya keanekaragaman hayati dan kandungan stok karbon.
"Kawasan ini juga berfungsi sebagai penyedia jasa lingkungan bagi kehidupan masyarakat setempat termasuk ekonomi, sosial dan budaya," tambah Riza.
Ia menambahkan pengelolaan KEE Koridor Orangutan Bentang Alam Wehea-Kelay menerapkan konsep praktik manajemen terbaik di kawasan hutan produksi, hutan lindung, hutan tanaman industri, dan perkebunan.
Riza menekankan bahwa keberhasilan pengelolaan kawasan KEE Wehea-Kelay ini sangat tergantung pada kerja sama para pihak baik dari unsur pemerintah, swasta, LSM maupun masyarakat.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016