Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Keluarga kru "tugboat" atau kapal tunda Charles, masih terus menunggu informasi upaya pemerintah dalam membebaskan tujuh sandera yang saat ini masih ditawan kelompok Abu Sayyaf.

"Sampai hari ke-36 penyanderaan yang dialami suami saya bersama enam kru kapal tunda Charles lainnya, kami belum mendapatkan informasi baik dari pemerintah maupun pihak perusahaan terkait upaya pembebasan mereka," ujar Sri Dewi, istri Muhamad Sofyan, Oliman kapal tunda Charles yang disandera kelompok Abu Sayyaf, di Samarinda, Selasa.

Pihak keluarga kata Sri Dewi, hanya mendapatkan informasi dari media, khususnya tayangan televisi terkait kasus penyanderaan kru kapal tunda Charles tersebut.

"Selama ini, kami hanya mendapatkan informasi melalui media, khususnya tayangan televisi terkait penyenderaan suami saya. Bahkan, kami mendapat informasi dari salah satu stasiun televisi bahwa saat ini sudah dua kru kapal tunda yang disandera sakit," tuturnya.

"Kami sangat khawatir akan keselamatan sandera sebab dari pemberitaan di televisi, sudah dua kru kapal tunda yakni Suyono dan Mahbrur yang dikabarkan sakit. Kami mendesak suami agar suami kami segera dibebaskan," kata Sri Dewi.

Sri Dewi yang mengaku datang ke Samarinda dari kampung halamannya di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, sejak sejak Senin (18/7).

Ia datang bersama anaknya yang baru berusia satu tahun buah perkawinannya dengan Muhammad Sofyan.

"Saya kesini (Samarinda) bersama anak saya Zulfikar dan ibu untuk mencari informasi terkait kepastian kondisi suami saya sebab selama saya di kampung (Takalar) hanya mendengar dari keluarga. Tetapi ternyata, sampai saat ini juga tidak ada informasi terbaru terkait penyanderaan itu," kata Sri Dewi.

Sri Dewi mengaku berniat kembali ke Takalar besok (Rabu), karena nenek mertuanya meninggal.

"Tadi saya ditelpon ibu mertua yang mengabarkan bahwa neneknya Sofyan meninggal sehingga saya berencana pulang besok (Rabu) sebab selama saya disini (Samarinda), tidak mendapatkan informasi yang berarti," tuturnya.

Ia berharap, pihak manajemen PT Rusianto Bersaudara memberikan bantuan, sebab kedatangannya ke Samarinda atas biasaya sendiri.

"Saya kesini atas biaya sendiri. Jadi, kami berharap ada bantuan dari perusahaan sebab suami saya yang menjadi tulang punggung keluarga saat ini tengah disandera," kata Sri Dewi.

Ia juga membenarkan adanya rencana pihak keluarga kapal tunda Charles berangkat ke Jakarta untuk bertemu pihak "Crisis Center" dan pihak-pihak terkait, menanyakan keseriusan pemerintah dalam upaya pembebasan WNi yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

"Dari hasil pertemuan dengan seluruh keluarga kru kapal tunda yang disandera, memang kami ada rencana ke Jakarta mempertanyakan upaya pemerintah dalam membebaskan sandera. Tapi, saya belum tahu kapan kepastiannya berangkat," kata Sri Dewi.

Baik Sri Dewi maupun seluruh keluarga kru kapal tunda Charles berharap, pihak perushaan dan pemerintah rutin memberikan informasi terkait perkembangan upaya pembebasan sandera tersebut sebab selama ini mereka hanya mengandalkan informasi melalui media massa, khususnya televisi.

Tujuh kru kapal tunda Charles yang disandera kelompok Abu Sayyaf sejak Senin (20/6) yakni, Ferry Arifin (nahkoda), Ismail (Mualim I), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM), Edi Suryono (Masinis II), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman) serta Robin Piter (juru mudi). (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016