Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak meminta pendapat wartawan terkait Taman Samarendah di jantung Kota Samarinda yang telah dibangun pemkot setempat, terutama mengenai keelokan dan fungsi taman tersebut sebagai kawasan terbuka hijau.

"Sekarang saya tanya kepada kalian semua para wartawan, elok atau tidak Taman Samarendah itu?," tanya Gubernur saat tatap muka dengan puluhan wartawan di ruang kerjanya di Samarinda, Kamis.

Mendengar pertanyaan itu, para wartawan yang hadir spontan menjawab "tidak elok".

"Ini merupakan pendapat sebagian masyarakat Samarinda yang diwakili oleh wartawan, sehingga harus menjadi perhatian ketika merencanakan sebuah pembangunan," ujar Awang Faroek.

"Dari penglihatan saya, taman itu tidak ada eloknya dipandang. Betul itu, ketidakelokan taman itu karena menjadikan jalan yang dulunya lurus, kini justru berputar-putar," katanya setelah mendapat jawaban wartawan yang senada dengan pendapatnya.

Taman Samarendah yang dibangun Pemkot Samarinda di Jalan Bhayangkara, sebelumnya harus merobohkan seluruh bangunan SMPN I dan SMAN I Samarinda, padahal bangunan kuno tersebut cukup bersejarah.

Gubernur mengaku sering menerima protes dari alumni SMPN I dan SMAN 1 Samarinda terkait pembongkaran bangunan itu, namun dia juga tak bisa menjawab karena yang melakukan pembangunan Taman Samarendah bukan Pemprov Kaltim, tetapi Pemkot Samarinda.

"Saya tidak bisa menjawab karena sebelum membangun, pemkot tidak ada koordinasi, tidak ada komunikasi, apa lagi presentasi dari Wali Kota Samarinda. Semua itu tidak dilakukan, padahal lahan itu merupakan aset Pemprov Kaltim," katanya.

Ia melanjutkan bahwa pembangunan taman tersebut juga mengacaukan program pembangunan jalan layang untuk mengatasi kemacetan, yakni dari pertigaan kantor pos, Bank Kaltim, Jalan R Soepratman, dan depan rumah jabatan Wakil Gubernur Kaltim.

"Kini akan ditempatkan di mana kaki jalan layang karena sudah ada taman di situ. Seharusnya dulu Jalan Bhayangkara tidak dibuntu seperti sekarang agar jalan layang bisa dibangun dengan mudah," katanya.

Taman Samarendah dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektare, khusus untuk taman berkisar 1,4 hektare.

Pembangunan tahap pertama pada 2014 menggunakan APBD Kota Samarinda senilai Rp14 miliar, kemudian pada 2015 ditambah Rp9 miliar sehingga totalnya menjadi Rp23 miliar.

Hingga kini, Taman Samarendah belum bisa difungsikan karena masih memerlukan tambahan dana sekitar Rp10 miliar untuk pembangunan prasarana dan sarana pendukung, seperti aksesoris taman, fasilitas air bersih, toilet, bangku, dan sejumlah fasilitas lainnya. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016