Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sebanyak enam anak buah kapal "tugboat" atau kapal tunda Charles yang selamat dari penyenderaan kelompok bersenjata di Filipina, kembali beraktivitas setelah beberapa hari menjalani pemeriksaan di Pangkalan TNI Angkatan Laut Balikpapan.

"Hari ini keenam ABK yang berhasil selamat dari penyenderaan tersebut kembali beraktivitas seperti biasa," ujar juru bicara keluarga korban penyanderaan, Kapten Kurnia Ginting, kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan manajemen PT Rusianto Bersaudara (perusahaan pwmilik kapal) di Sungai Lais, Samarinda, Rabu.

Pertemuan tersebut turut dihadiri pengurus Pergerakan Pelaut Indonesia, istri dan kerabat kru kapal tunda yang disandera serta Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang.

"Pada pertemuan itu, kami mempertanyakan upaya perusahaan dan pemerintah dalam membebaskan ketujuh kru kapal tunda yang disandera. Namun, pihak perusahaan mengatakan bahwa masalah itu bukan lagi menjadi kewenangan perusahaan, tetapi pemerintah pusat," ujar Kapten Kurnia Ginting.

Wali KOta Samarinda Syaharie Jaang pada pertemuan itu memberikan semangat kepada enam ABK yang selamat dari penyanderaan.

Syahril, salah seorang ABK yang berhasil selamat dari penyenderaan, mengatakan ia dan kelima rekannya tiba di Samarinda pada Selasa (28/6) malam sekitar pukul 22.00 Wita.

"Kami bersyukur sebab bisa kembali dan berkumpul lagi bersama keluarga. Tetapi, saya juga prihatin dan sedih karena ada tujuh rekan kami yang disandera dan sampai saat ini belum diketahui kondisinya," ujar Syahril.

Ia bersama lima ABK kapal tunda Charles yang selamat sempat menjalani pemeriksaan di Lanal Balikpapan terkait kronologis penyanderaan yang dialami tujuh kru lainnya.

Ketujuh kru kapal tunda itu disandera oleh dua kelompok berbeda.

Menurut Syahril, Kelompok pertama menyandera Ferry Arifin (nahkoda) bersama Muhammad Mahbrur Dahri (KKM) dan Edi Suryono (Masinis II).

Kemudian kelompok kedua menyandera Ismail (Mualim I), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman), serta Muhammad Robin Piter (juru mudi).

"Salah seorang yang disandera, yakni Muhammad Sofyan, masih sepupu saya. Kami berharap pemerintah segera membebaskan mereka," kata Syahril.

Enam kru yang berhasil selamat dari penyanderaan tersebut masing-masing Andi Wahyu (Mualim II), Syahril (Masinis IV), Albertus Temu Slamet (juru mudi), Reidgar Frederik Lahiwu (juru mudi), Rudi Kurniawan (juru mudi) dan Agung E Saputra (juru masak).

Informasi penyanderaan tersebut pertama kali disampaikan Dian Megawati Ahmad, istri salah satu kru tugboat Charles pada Rabu (22/6).

"Suami saya menghubungi menggunakan nomor telepon penyandera dan mengatan dia tengah disandera kelompok Abu Sayyaf. Dia mengatakan disandera bersama enam kru tugboat lainnya dan saya diminta menghubungi pihak perusahaan dan kepolisian," ujar Dian Megawati.       (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016