Samarinda (ANTARA Kaltim) - PT Rusianto Bersaudara, perusahaan pemilik kapal tunda atau "tugboat" Charles, masih menunggu konfirmasi langsung dari enam anak buah kapal yang selamat dari dugaan penyanderaan kelompok Abu Sayyaf.
"Terkait laporan istri salah satu kru, kami masih menganalisanya dan untuk memastikan apakah tujuh kru kapal tunda itu disandera, kami juga masih menunggu kedatangan enam kru itu untuk dimintai keterangan lebih lengkap," kata Public External Relation PT Rusianto Bersaudara, Taufik Rahman, kepada wartawan di Samarinda, Kamis.
Menurut Taufik, awalnya perusahaan masih menganggap informasi yang disampaikan salah seorang istri kru kapal tunda Charles itu tidak benar dan simpang siur.
"Kemarin (Rabu,22/6) memang sempat ada informasi dari salah seorang istri kru yang mengaku dihubungi sebuah nomer yang belakangan setelah dilacak, diketahui menggunakan nomer dalam negeri, bukan luar negeri," tuturnya.
"Kemudian, berdasarkan hasil pelacakan terhadap kapal tunda Charles itu, terlihat pergerakannya cukup normal dan wajar sebab yang kami pahami kalau terjadi pembajakan biasanya kapal ditarik atau berhenti. Dari hasil pelacakan itulah sehingga kami berasumsi bahwa berita itu tidak benar," ujar Taufik.
Namun, pada Kamis pagi, pihak perusahaan akhirnya berhasil melakukan kontak telepon dengan salah satu kru yang berada di kapal tunda Charles yang menyampaikan kronologis kejadian tersebut.
"Setelah mendapat informasi awal dari kru yang berada di kapal tunda itu, kami kemudian melakukan koordinasi dengan aparat sehingga informasi itu sedang proses evaluasi dan pembicaraan terkait langkah yang akan diambil selanjutnya. Benar tidaknya, ini masih dianalisasi dan kami masih menunggu kedatangan kru untuk dimintai keterangan lebih lengkap," jelas Taufik.
"ABK yang ada di kapal tunda itu ada enam orang, sementara tujuh kru lainnya masih di cek informasinya. Kami masih terus mencoba menghubungi pihak-pihak yang meninggalkan nomer telepon, apakah benar tiga atau tujuh orang di antaranya mereka tahan, tetapi sampai saat ini masih belum bisa terhubung," tambah Taufik.
Ia menambahkan perusahaan akan memberikan perhatian khusus kepada istri dan keluarga para kru yang diduga disandera tersebut.
"Tentu, kami akan memberikan perhatian khusus. Terkait masalah tuntutan, kami belum bisa mengonfirmasi masalah itu," ujarnya.
Sebelumnya, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang membenarkan ketujuh kru kapal tunda Charles tersebut disandera.
"Berdasarkan hasil rapat bersama pihak perusahaan (PT Rusianto Bersaudara) dan jajaran TNI, kepolisian serta pihak intelijen, terungkap kalau ketujuh kru kapal tunda itu disandera. Informasi itu saya peroleh dari pihak perusahaan saat rapat tadi," kata Jaang usai menemui istri dan kerabat para kru kapal tunda Charles di Sungai Lais, Kelurahan Pulau Atas, Kecamatan Sambutan, Kamis sore.
Kepastian penyanderaan terhadap tujuh kru kapal tunda itu segera disampaikan ke Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Informasi penyanderaan tersebut pertama kali disampaikan Dian Megawati Ahmad, istri salah satu kru tugboat Charles pada Rabu.
"Suami saya menghubungi menggunakan nomer telepon penyandera dan mengatan dia tengah disandera kelompok Abu Sayyaf. Dia mengatakan disandera bersama enam kru tugboat lainnya dan saya diminta menghubungi pihak perusahaan dan kepolisian," ujar Dian Megawati.
Menurut ia, Ismail yang merupakan Mualim I dari kapal tunda tersebut disandera terpisah dengan tiga kru lainnya.
"Suami saya disandera bersama tiga kru, yakni Robin, Muhammad Nasir dan Sofyan. Sementara, Feri sebagai kapten kapal disandera terpisah dengan dua orang lainnya yang saya tidak tahu namanya. Kami sulit menghubungi, karena setiap kali menelpon selalu berganti-ganti nomer telepon," katanya.
Dian Megawati mengungkapkan penyandera meminta uang tebusan kepada pihak perusahaan pemilik kapal tunda itu sebesar 200 juta Ringgit Malaysia.
"Jika tidak, penyandera akan memenggal para sandera tersebut," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Terkait laporan istri salah satu kru, kami masih menganalisanya dan untuk memastikan apakah tujuh kru kapal tunda itu disandera, kami juga masih menunggu kedatangan enam kru itu untuk dimintai keterangan lebih lengkap," kata Public External Relation PT Rusianto Bersaudara, Taufik Rahman, kepada wartawan di Samarinda, Kamis.
Menurut Taufik, awalnya perusahaan masih menganggap informasi yang disampaikan salah seorang istri kru kapal tunda Charles itu tidak benar dan simpang siur.
"Kemarin (Rabu,22/6) memang sempat ada informasi dari salah seorang istri kru yang mengaku dihubungi sebuah nomer yang belakangan setelah dilacak, diketahui menggunakan nomer dalam negeri, bukan luar negeri," tuturnya.
"Kemudian, berdasarkan hasil pelacakan terhadap kapal tunda Charles itu, terlihat pergerakannya cukup normal dan wajar sebab yang kami pahami kalau terjadi pembajakan biasanya kapal ditarik atau berhenti. Dari hasil pelacakan itulah sehingga kami berasumsi bahwa berita itu tidak benar," ujar Taufik.
Namun, pada Kamis pagi, pihak perusahaan akhirnya berhasil melakukan kontak telepon dengan salah satu kru yang berada di kapal tunda Charles yang menyampaikan kronologis kejadian tersebut.
"Setelah mendapat informasi awal dari kru yang berada di kapal tunda itu, kami kemudian melakukan koordinasi dengan aparat sehingga informasi itu sedang proses evaluasi dan pembicaraan terkait langkah yang akan diambil selanjutnya. Benar tidaknya, ini masih dianalisasi dan kami masih menunggu kedatangan kru untuk dimintai keterangan lebih lengkap," jelas Taufik.
"ABK yang ada di kapal tunda itu ada enam orang, sementara tujuh kru lainnya masih di cek informasinya. Kami masih terus mencoba menghubungi pihak-pihak yang meninggalkan nomer telepon, apakah benar tiga atau tujuh orang di antaranya mereka tahan, tetapi sampai saat ini masih belum bisa terhubung," tambah Taufik.
Ia menambahkan perusahaan akan memberikan perhatian khusus kepada istri dan keluarga para kru yang diduga disandera tersebut.
"Tentu, kami akan memberikan perhatian khusus. Terkait masalah tuntutan, kami belum bisa mengonfirmasi masalah itu," ujarnya.
Sebelumnya, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang membenarkan ketujuh kru kapal tunda Charles tersebut disandera.
"Berdasarkan hasil rapat bersama pihak perusahaan (PT Rusianto Bersaudara) dan jajaran TNI, kepolisian serta pihak intelijen, terungkap kalau ketujuh kru kapal tunda itu disandera. Informasi itu saya peroleh dari pihak perusahaan saat rapat tadi," kata Jaang usai menemui istri dan kerabat para kru kapal tunda Charles di Sungai Lais, Kelurahan Pulau Atas, Kecamatan Sambutan, Kamis sore.
Kepastian penyanderaan terhadap tujuh kru kapal tunda itu segera disampaikan ke Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Informasi penyanderaan tersebut pertama kali disampaikan Dian Megawati Ahmad, istri salah satu kru tugboat Charles pada Rabu.
"Suami saya menghubungi menggunakan nomer telepon penyandera dan mengatan dia tengah disandera kelompok Abu Sayyaf. Dia mengatakan disandera bersama enam kru tugboat lainnya dan saya diminta menghubungi pihak perusahaan dan kepolisian," ujar Dian Megawati.
Menurut ia, Ismail yang merupakan Mualim I dari kapal tunda tersebut disandera terpisah dengan tiga kru lainnya.
"Suami saya disandera bersama tiga kru, yakni Robin, Muhammad Nasir dan Sofyan. Sementara, Feri sebagai kapten kapal disandera terpisah dengan dua orang lainnya yang saya tidak tahu namanya. Kami sulit menghubungi, karena setiap kali menelpon selalu berganti-ganti nomer telepon," katanya.
Dian Megawati mengungkapkan penyandera meminta uang tebusan kepada pihak perusahaan pemilik kapal tunda itu sebesar 200 juta Ringgit Malaysia.
"Jika tidak, penyandera akan memenggal para sandera tersebut," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016