Samarinda (ANTARA Kaltim) - Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Kota Samarinda, berencana menggelar lomba kebersihan Sungai Karang Mumus antar-RT untuk memacu warga menjaga daerah aliran sungai dan kebersihan lingkungan.
"Kondisi SKM (Sungai Karang Mumus) masih memprihatinkan baik karena sampah maupun kotoran manusia dari jamban di bantaran sungai, makanya kami berencana menggelar berbagai kegiatan, di antaranya lomba kebersihan SKM antar-RT," ujar Wakil Ketua (Koordinator Pokja IV) TP PKK Kota Samarinda Naniek Harjanie di Samarinda, Senin.
Istri Sekretaris Kota Samarinda Hermanto itu, melanjutkan selama ini lembaga swadaya masyarakat bersama Pemkot Samarinda telah melakukan berbagai cara untuk menjadikan SKM bersih, namun hingga kini ajakan untuk tidak membuang sampah dan kotoran ke sungai belum mendapat hasil optimal.
Hal itu dapat dilihat dari masih banyaknya warga melemparkan berbagai perkakas yang sudah tidak terpakai ke sungai, seolah sungai menjadi tempat sampah, padahal peran sungai sangat penting baik untuk mengurangi banjir maupun untuk kehidupan masyarakat dan makhluk lain di dalam sungai.
Saat membantu LSM Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) satu hari lalu, Naniek melihat di kolong-kolong rumah warga yang tinggal di sepanjang bantaran SKM banyak sampah yang menumpuk, baik sampah plastik maupun sampah lain yang tidak bisa terurai.
Selain itu, sampah yang hanyut di sungai akibat dibuang oleh warga di kawasan hulu juga masih banyak, bahkan ada pula sampah dari perkakas rumah tangga yang ketika dibuang langsung tenggelam ke dasar sungai, sehingga hal ini semakin memperparah pendangkalan sungai.
"Melalui lomba secara berkala diharapkan perlahan-lahan mampu membuat masyarakat tergugah bahwa sungai memiliki peran vital bagi kehidupan, karena banjir yang terjadi salah satunya karena daerah alisan SKM yang mendangkal, termasuk sampah dari kawasan Pasar Segiri," tambahnya.
Kemudian SKM masih digunakan masyarakat untuk mandi dan cuci pakaian, bahkan menggosok gigi, sehingga tempat yang digunakan untuk membersihkan tubuh tersebut sudah semestinya tidak dijadikan tempat pembuangan sampah.
Ia juga menyinggung tentang wisata SKM yang cukup mengasyikkan, karena sudah melakukan hal itu sampai di kawasan hulu, sehingga kawasan yang masih cantik di hulu SKM itu patut dipertahankan.
"Saya bersama sahabat saya Bu Syuraidah sudah berwisata ke hulu SKM. Saya baru mengetahui bahwa di bagian hulu masih ada kawasan yang cantik, pohon-pohon masih rindang dan airnya masih cukup jernih, jadi kami dari PKK akan mengusulkan ke Pemkot Samarinda untuk melindungi kawasan itu agar tidak dirusak masyarakat," kata Naniek. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Kondisi SKM (Sungai Karang Mumus) masih memprihatinkan baik karena sampah maupun kotoran manusia dari jamban di bantaran sungai, makanya kami berencana menggelar berbagai kegiatan, di antaranya lomba kebersihan SKM antar-RT," ujar Wakil Ketua (Koordinator Pokja IV) TP PKK Kota Samarinda Naniek Harjanie di Samarinda, Senin.
Istri Sekretaris Kota Samarinda Hermanto itu, melanjutkan selama ini lembaga swadaya masyarakat bersama Pemkot Samarinda telah melakukan berbagai cara untuk menjadikan SKM bersih, namun hingga kini ajakan untuk tidak membuang sampah dan kotoran ke sungai belum mendapat hasil optimal.
Hal itu dapat dilihat dari masih banyaknya warga melemparkan berbagai perkakas yang sudah tidak terpakai ke sungai, seolah sungai menjadi tempat sampah, padahal peran sungai sangat penting baik untuk mengurangi banjir maupun untuk kehidupan masyarakat dan makhluk lain di dalam sungai.
Saat membantu LSM Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) satu hari lalu, Naniek melihat di kolong-kolong rumah warga yang tinggal di sepanjang bantaran SKM banyak sampah yang menumpuk, baik sampah plastik maupun sampah lain yang tidak bisa terurai.
Selain itu, sampah yang hanyut di sungai akibat dibuang oleh warga di kawasan hulu juga masih banyak, bahkan ada pula sampah dari perkakas rumah tangga yang ketika dibuang langsung tenggelam ke dasar sungai, sehingga hal ini semakin memperparah pendangkalan sungai.
"Melalui lomba secara berkala diharapkan perlahan-lahan mampu membuat masyarakat tergugah bahwa sungai memiliki peran vital bagi kehidupan, karena banjir yang terjadi salah satunya karena daerah alisan SKM yang mendangkal, termasuk sampah dari kawasan Pasar Segiri," tambahnya.
Kemudian SKM masih digunakan masyarakat untuk mandi dan cuci pakaian, bahkan menggosok gigi, sehingga tempat yang digunakan untuk membersihkan tubuh tersebut sudah semestinya tidak dijadikan tempat pembuangan sampah.
Ia juga menyinggung tentang wisata SKM yang cukup mengasyikkan, karena sudah melakukan hal itu sampai di kawasan hulu, sehingga kawasan yang masih cantik di hulu SKM itu patut dipertahankan.
"Saya bersama sahabat saya Bu Syuraidah sudah berwisata ke hulu SKM. Saya baru mengetahui bahwa di bagian hulu masih ada kawasan yang cantik, pohon-pohon masih rindang dan airnya masih cukup jernih, jadi kami dari PKK akan mengusulkan ke Pemkot Samarinda untuk melindungi kawasan itu agar tidak dirusak masyarakat," kata Naniek. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016