Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser utara, Kalimantan Timur, mengajukan permohonan bantuan anggaran sebesar Rp20 miliar kepada pemerintah pusat untuk penanganan abrasi di wilayah pesisir pantai di daerah itu.

"Kami ajukan permohonan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana), karena ada dana kedaruratan untuk abrasi di instansi itu," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara Andi Dahrul saat dihubungi di Penajam, Sabtu.

Menurut ia, penanganan abrasi membutuhkan anggaran yang cukup besar, sementara pemerintah setempat tidak memiliki banyak anggaran sehingga membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat maupun provinsi.

"Pengajuan telah kami sampaikan sepekan lalu, kami menginginkan agar penanganan abrasi bisa berjalan dengan baik," jelas Andi Dahrul.

Ia menjelaskan anggaran sebanyak itu akan digunakan untuk membangun sabuk pantai atau beton pemecah ombak di wilayah pesisir pantai di wilayah Desa Api-Api dan Sesulu yang tingkat abrasinya cukup parah.

"Kami prioritaskan penanganan abrasi di wilayah Api-Api dan Sesulu agar abrasinya tidak semakin parah dan meluas," tambahnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara Ahmad Usman menambahkan abrasi yang terjadi di wilayah pesisir pantai dalam beberapa waktu terakhir semakin parah, sehingga membutuhkan penanganan serius.

"Gelombang besar setiap tahun melanda pesisir pantai menjadi penyebab utama terjadinya abrasi itu, daratan tergerus sekitar 143 hektare dan sedimentasi berkisar 70 hektare tiap tahun," katanya.

Dari panjang garis pantai di Penajam yang mencapai 272 kilometer, lanjut Usman, ada beberapa titik abrasi yang paling parah, di pesisir pantai Api-Api, Sesulu, Tanjung Tengah, dan Babulu Laut.

"Abrasi yang paling parah di Babulu Laut, Api-Api, Sesulu, dan Tanjung Tengah. Secara keseluruhan daratan itu tergerus hingga puluhan hektare tiap tahun," ujarnya.

Abrasi yang terjadi di pesisir pantai Nenang dan Penajam masih skala kecil, setiap tahunnya diprediksikan daratan berkurang antara 30 centimeter hingga satu meter.

"Abrasi yang terjadi di Api-Api, Sesulu, Tanjung Tengah, dan Babulu Laut membuat jarak garis pantai dengan permukiman warga dan jalan raya semakin dekat," tambah Ahmad Usman. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016