Samarinda (ANTARA Kaltim) - Dosen Universitas Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur, Desiana (45), yang dilaporkan sudah lebih sebulan menghilang, ternyata meninggalkan sejumlah uang Ringgit Malaysia.

"Kami menemukan banyak uang Ringgit Malaysia di dalam tas yang ditinggalkan Desiana. Kemungkinan uang itu tertinggal dan lupa dibawa," kata Edi Winardi, kakak ipar Desiana yang dihubungi dari Samarinda, Jumat.

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman yang merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara itu kata Edi Winardi, pada Juni 2015, sempat berangkat ke Malaysia bersama kakaknya yang tinggal di Bogor, Jawa Barat.

"Istri saya adalah kakak sulung dari Desiana kemudian kakaknya yang tinggal di Bogor bernama Adinda Jaya. Jadi, Desiana menghilang bersama Adinda Jaya bersama istri dan kedua anaknya," ujar Edi Winardi.

"Tahun lalu, mereka sempat ke Malaysia melalui jalur darat yakni dari Nunukan, Kalimantan Utara," katanya.

Selama ini lanjut dia, tidak ada perilaku yang aneh dari Desiana maupun kakaknya, Adinda Jaya.

"Keanehan mulai terlihat pada Adinda Jaya saat ibunya meninggal. Kemungkinan, Desiana terpengaruh oleh kakaknya itu. Bahkan, istri saya sempat diajak oleh Desiana, tetapi istri saya menolak dan mengatakan hanya akan keluar negeri jika melaksanakan umroh atau ibadah haji," tutur Edi Winardi.

Hilangnya Desiana kata Edi Winardi sudah dilaporkan ke Polresta Balikpapan pada 4 April 2016

"Kami sudah melapor tetapi tidak diberi bukti lapor. Kami menyerahkan data dan foto tetapi polisi tidak menanyakan kronologis hilangnya Desiana," kata Edi Winardi.

Bahkan, pihak keluarga lanjutnya sudah mengecek ke Kantor Imigrasi Balikpapan terkait kemungkinan Desiana pergi ke luar negeri.

Namun dari pengecekan tersebut, tidak ditemukan adanya data Desiana berangkat ke luar negeri.

"Jadi, kemungkinan dia pergi melalui jalur tikus menuju Malaysia. Tetapi kami tidak tahu tujuannya kemana dan di mana mereka saat ini," katanya.

Kecurigaan atas hilangnya Desiana lanjut Edi Winardi karena dosen yang sudah berstatus PNS golongan III D itu kepada keluarga akan berangkat ke Jogjakarta sementara kepada teman-temanya di kampus Unmul Samarinda mengaku akan ke Bogor, Jawa Barat.

"Saya kemudian meminta anak saya yang ada di Jakarta agar mengecek keberadaan Desiana di Bogor. Ternyata, setelah di cek rumah dan mobil Adinda Jaya sudah dijual. Tetangganya mengaku tidak tahu kemana mereka pergi tetapi Adinda Jaya sempat mengaku akan kembali ke Balikpapan," ujarnya.

Sementara, Nurul, salah seorang sahabat Desiana juga mengaku tidak mengetahui secara pasti keberadaan dosen Fakultas Pertanian tersebut.

"Kami sama-sama di Laboratorium Agro Ekoteknologi dan sudah tidak pernah berkomunikasi sejak dia dinyatakan hilang karena telepon genggamnya tidak aktif. Jadi, sampai saat ini saya tidak tahu di mana keberadaan Desiana," kata Nurul.

Namun, pada Jumat pagi lanjut Nurul, anak Edi Winardi yang tinggal di Jakarta, sempat berkomunikasi dengan Desiana melalui jejaring sosial atau facebook.

"Saya sudah mengkonfirmasi ke kakaknya yang tinggal di Balikpapan katanya tadi pagi (Jumat) anaknya sudah sempat berkomunikasi melalui facebook. Desiana menyampaikan kondisinya baik-baik saja namun dia tidak memberi tahu posisinya di mana," ujarnya.

Selama ini, Desiana kata Nurul tidak menunjukkan perilaku aneh sehingga ia yakin sahabatnya tersebut tidak terkait dengan paham atau kelompok radikal tertentu.

"Kesehariannya biasa saja dan tidak pernah menunjukkan sikap yang aneh. Bahkan, justru Desiana aktif dalam kegiatan sosial. Jadi, saya tidak berfikir ke hal-hal yang menyimpang atau kegiatan yang dianggap esktrem," kata Nurul.

Ia juga mengaku tidak pernah mendengar secara langsung terkait keinginan Desiana berangkat ke Palestina.

"Sepanjang saya kenal dia tidak pernah bercerita tentang niatnya ke Palestina. Intinya, Desiana sama seperti pada umumnya teman-teman yang lain," ujar Nurul. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016