Tana  Paser (ANTARA Kaltim) - Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Paser, Abdur Rasyid menyatakan, tingkat konsumsi beras di daerah itu tergolong tinggi yakni mencapai 113 kilogram per jiwa/tahun.

"Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Paser, tingkat konsumsi beras di daerah ini sebesar 113 kg per jiwa per tahun," ujar Abdur Rasyid, dihubungi di Tanah Grogot, Kamis.

"Jumlah tersebut terlalu banyak jika dikonsumsi setiap orang. Padahal kita bisa mengkonsumsi makanan lain pengganti beras," ujarnya.

Akibat tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap beras tersebut lanjut Abdur Rasyid, Kabupaten Paser, akan mengalami kesulitan untuk bisa mewujudkan swasembada pangan.

"Swasembada pangan sulit tercapai jika konsumsi masyarakat terhadap beras sangat tinggi," tutur Abdur Rasyid.

Jika diasumsikan konsumsi beras sebanyak 113 kilogram setiap orang dalam setahun tambah dia, hal itu sama saja memakan nasi sepertiga kilo setiap hari.

"Bisa dibayangkan, makan nasi sepertiga kilo setiap harinya, pasti itu akan sangat kenyang sekali," katanya.

Di Malaysia saja kata dia, masyarakat disana hanya mengkonsumsi beras di bawah 80 kilogram per tahun sementara Jepang 40 kilogram per tahunnya.

"Berbeda dengan di Indonesia, kita disini makan nasi, makan jagung juga, kacang serta labu, semuanya dimakan. Kalau belum mengkonsumsi nasi, dianggap belum makan," kata Rasyid.

Saat ini lanjut Abdur Rasyid, jumlah penduduk di Kabupaten Paser sebanyak 274 ribu jiwa sehingga jika dikalikan dengan 113 kilogram, berarti jumlah beras yang harus disediakan pemerintah pada 2016 sebanyak 30.962 ton.

"Jika warga Paser bisa mengurangi konsumsi beras 13 kilogram saja pertahunnya pemerintah bisa menghemat 3.562 ton setiap tahunnya," ujar Abdur Rasyid.      (*)

Pewarta: R. Wartono

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016