Samarinda (ANTARA Kaltim) - Laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara mencapai 3,8 persen per tahun , lebih tinggi dari angka rata-rata nasional yang hanya mencapai 1,49 persen pertahun.
"Laju pertumbuhan penduduk Kaltim tersebut disebabkan dua faktor yakni akibat kelahiran dan migrasi," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim Sukaryo Teguh Santoso saat membuka sosialisasi hasil penelitian pengembangan penduduk di Samarinda.
Menurutnya dari angka kelahiran tercatat 1,2 persen jauh dibawah rata-rata nasional , namun yang lebih tinggi adalah diakibatkan migrasi mencapai 2,6 persen sehingga totalnya mencapai 3,8 persen pertahun. Laju pertumbuhan penduduk Kaltim menduduki ranking ke 3 nasional setelah Provinsi Papua dan Riau.
Seperti diketahui katanya Provinsi Kaltim memiliki luas wilayah 129.006.64 kilometer, terdiri dari tujuh kabupaten dan tiga kota, serta memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.351.432 jiwa pada tahun 2014.
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.(SDKI) tahun 2012 jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Unmet Need sebesar 13 persen, sedangkan kesertaan ber KB (CPR) sebesar 60,1 Persen.
Menurutnya sesuai visi dan misi pemerintahan Jokowi prioritas pembangunan Nawacita, maka BKKBN turut mensukseskan peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia, melalui pembangunan kependudukan dan KB , pembangunan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan.
Sukaryo Teguh menjelaskan dalam rangka mensukseskan program nasional peningkatan kualitas hidup manusia dengan mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas
Adapun sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2019 di antaranya menurunkan angka kelahiran (TFR) dari 2,6 menjadi 2,3.Kemudian menurunkan angka masyarakat yang tidak terlayani (unmet need) dari 11,4 persen menjadi 9,9 persen.
Selanjutnya meningkatkan kesertaan KB (CPR) dari 61,9 persen menjadi 66 persen, serta meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi jangka pajang (MKJP) dari 18,3 menjadi 23,5 persen.
"Jadi sosialisasi hasil penelitian dan pengembangan kependudukan ,KB dan KS ini adalah sebagai bentuk evaluasi terhadap pelaksanaan program, sekaligus sebagai potret kinerja yang telah dilakukan," kata Teguh.
Sementera itu panitia pelaksana kegiatan sosialisasi,Suriansyah mengatakan penelitian yang dilakukan perguruan tinggi IAIN Samarinda pada tahun 2015 lalu meliputi 14 Kabupaten/kota se Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan gambaran tentang keberhasilan program KKBPK," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Laju pertumbuhan penduduk Kaltim tersebut disebabkan dua faktor yakni akibat kelahiran dan migrasi," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim Sukaryo Teguh Santoso saat membuka sosialisasi hasil penelitian pengembangan penduduk di Samarinda.
Menurutnya dari angka kelahiran tercatat 1,2 persen jauh dibawah rata-rata nasional , namun yang lebih tinggi adalah diakibatkan migrasi mencapai 2,6 persen sehingga totalnya mencapai 3,8 persen pertahun. Laju pertumbuhan penduduk Kaltim menduduki ranking ke 3 nasional setelah Provinsi Papua dan Riau.
Seperti diketahui katanya Provinsi Kaltim memiliki luas wilayah 129.006.64 kilometer, terdiri dari tujuh kabupaten dan tiga kota, serta memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.351.432 jiwa pada tahun 2014.
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.(SDKI) tahun 2012 jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Unmet Need sebesar 13 persen, sedangkan kesertaan ber KB (CPR) sebesar 60,1 Persen.
Menurutnya sesuai visi dan misi pemerintahan Jokowi prioritas pembangunan Nawacita, maka BKKBN turut mensukseskan peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia, melalui pembangunan kependudukan dan KB , pembangunan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan.
Sukaryo Teguh menjelaskan dalam rangka mensukseskan program nasional peningkatan kualitas hidup manusia dengan mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas
Adapun sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2019 di antaranya menurunkan angka kelahiran (TFR) dari 2,6 menjadi 2,3.Kemudian menurunkan angka masyarakat yang tidak terlayani (unmet need) dari 11,4 persen menjadi 9,9 persen.
Selanjutnya meningkatkan kesertaan KB (CPR) dari 61,9 persen menjadi 66 persen, serta meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi jangka pajang (MKJP) dari 18,3 menjadi 23,5 persen.
"Jadi sosialisasi hasil penelitian dan pengembangan kependudukan ,KB dan KS ini adalah sebagai bentuk evaluasi terhadap pelaksanaan program, sekaligus sebagai potret kinerja yang telah dilakukan," kata Teguh.
Sementera itu panitia pelaksana kegiatan sosialisasi,Suriansyah mengatakan penelitian yang dilakukan perguruan tinggi IAIN Samarinda pada tahun 2015 lalu meliputi 14 Kabupaten/kota se Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan gambaran tentang keberhasilan program KKBPK," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016