Balikpapan (ANTARA Kaltim) -  Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum Kota Balikpapan Haidir Effendi menyatakan ketinggian air di Waduk Manggar berada pada level 5 meter yang hanya mampu memenuhi kebutuhan bahan baku produksi air bersih selama sembilan hari.

"Saat ini masih dalam status kekeringan air waduk, belum dinyatakan darurat air bersih. Dikatakan darurat, jika ketinggian air waduk sudah berada di level 4,5 meter, karena pipa hisap di bawah 3,5 meter," kata Haidir Effendi saat dihubungi di Balikpapan, Kaltim, Jumat.

Ia menambahkan apabila kondisinya masuk darurat air bersih, penanganan langsung diambil alih Pemerintah Kota Balikpapan.

"Sampai sekarang pemerintah kota terus melakukan pemantauan terhadap kondisi air Waduk Manggar," tambah Haidir.

Menurut ia, kekeringan yang menimpa Waduk Manggar menimbulkan berbagai dampak, terutama pada produksi dan kualitas air bersih dari PDAM Balikpapan.

Semakin menurun debit air waduk, tingkat kekeruhan semakin naik sehingga produksi dan kualitas air bersih menjadi tidak optimal.

"Kami berlakukan sistem bergiliran untuk pendistribusian air bersih kepada pelanggan, guna mengoptimalkan masukan air baku ke mesin pengolahan," katanya.

Menurut Haidir Effendi, jika ketinggian air Waduk Manggar terus mengalami penurunan, PDAM masih akan memberlakukan sisten bergiliran operasional di Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Kampung Damai dan Batu Ampar.

"Kami berharap akhir Februari ini sudah turun hujan lebat, seperti prakiraan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)," ucapnya.

Darurat air bersih tersebut, tambah Haidir Effendi, juga bisa berimplikasi pada kebijakan persoalan kendali harga air yang akan ditentukan kepala daerah. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016