Samarinda, (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Syahruddin Alrif menegaskan, munculnya Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) karena isu kesejahteraan, sehingga semua pihak harus peka akan kesejahteraan rakyat.
"Coba perhatikan, rata-rata anggota Gafatar adalah orang yang kurang sejahtera. Di sinilah letak kepiawaian Ketua Gafatar dalam memanfaatakan situasi sehingga mereka mengarahkan isu sektor pertanian untuk meningkatkan perekonomian," ujarnya di Samarinda, Kamis.
Hal itu dikatakan Syahruddin setelah melantik pengurus Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Provinsi Kalimantan Timur, di salah satu hotel di Kota Samarinda.
Dalam meminimalisir bahkan untuk menghilangkan adanya organisasi yang menyimpang seperti Gafatar tersebut, maka dia berharap kepada Kementerian Sosial dan kementerian lain yang terkait, lebih mengedepankan program untuk kesejahteraan masyarakat.
"Kalau dicermati, sebenarnya munculnya Gafatar dengan ribuan anggota itu diawali dari urusan perut. Kebetulan yang mudah dipengaruhi adalah kalangan petani miskin, sehingga pengurus Gafatar mengaitkan isu membangun pertanian dalam merekrut anggota baru," ujarnya.
Sedangkan untuk Kementerian Agama dan jajarannya, diharapkan semakin rajin melakukan sosialisasi ke masyarakat melalui pemuka agama, agar para pemeluk agama semakin yakin dengan ajarannya sehingga tidak terjadi penistaan agama seperti yang diterapkan oleh Gafatar.
"Tegas kami menolak terhadap penistaan agama seperti yang diterapkan di Gafatar. Tetapi jika mantan anggota Gafatar menyadari kesalahannya dan insyaf, maka harus sama-sama kita berikan pembinaan. Mari sama-sama kita carikan solusi memperbaiki hidup dan memperbaiki ekonomi agar mereka tidak tersesat lagi," katanya.
Menurutnya, Islam adalah agama yang Rahmatan Lil Alamin yang berarti memberikan rahmat bagi seluruh alam semesta, sehingga Pemuda Muhammadiyah yang memeluk Islam secara sungguh-sungguh, maka harus memberikan pengayoman terhadap mantan anggota gerakan terlarang yang telah insyaf.
"Pada dasarnya semua manusia dalam keadaan baik, tetapi karena terkadanga mereka dalam keadaan ekonomi lemah dan berada di tempat yang salah, sehingga mereka mudah dipengaruhi dengan janji-janji, padahal mereka yang berjanji adalah kelompok tertentu yang mereka sebelumnya tidak tahu, seperti ormas Gafatar," katanya lagi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016