Samarinda (ANTARA Kaltim) - Warga yang peduli terhadap nasib Sungai Karang Mumus di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, karena dijadikan tempat pembuangan sampah, kini semakin bertambah dan mereka secara bergantian memunguti sampah.

"Alhamdulillah, sejak efektif lima bulan lalu kami menyuarakan menjaga kebersihan sungai dan langsung terjun memungut sampah, kini makin hari makin banyak orang yang ikut membantu memungut sampah," ujar Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (SKM) Misman di Samarinda, Sabtu.

Mereka yang peduli dan turut memungut sampah bukan hanya dari masyarakat yang tinggal di sekitar SKM, tetapi warga yang rumahnya jauh dari bantaran sungai juga sudah banyak yang peduli.

Bahkan, lanjut Misman, lembaga pemerintah, organisasi pemuda, organisasi kewartawanan, termasuk sejumlah mahasiswa dari beberapa fakultas di Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, sudah sering turut memungut sampah di SKM.

"Kalu dari adik-adik mahasiswa sudah banyak yang datang, seperti dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Hubungan Internasional, dan beberapa kelompok pecinta alam yang juga dari Unmul," katanya.

Sementara itu, Achmad Syarif, Mahasiswa Semester V Fakultas Hubungan Internasional Unmul Samarinda, saat datang ke SKM bersama tujuh temannya satu kelas dan turut memungut sampah di SKM, mengaku turut terprovokasi dengan gerakan memungut sampah yang dilakukan oleh Misman.

"Sebenarnya awalnya saya menilai apa yang dilakukan oleh Pak Misman itu merupakan hal yang sia-sia, karena jumlah pemungut sampah hanya beberapa orang, sementara yang membuang sampah ke SKM bisa ribuan orang per hari," katanya setelah memungut sampah di SKM.

Namun, lanjutnya, setelah dia berbicara langsung dengan Misman dan mengetahui maksud dari gerakannya itu, dia bersama teman-temannya akhirnya sadar, sehingga secara suka rela turut memungut sampah baik yang hanyut maupun yang teronggok di tepian SKM.

"Pak Misman memang benar, dengan adanya orang yang telah memungut sampah, paling tidak orang yang memungut itu tidak mau membuang sampah ke sungai. Selain itu, gerakan ini paling tidak bisa membuat orang merasa tidak nyaman membuang sampah ke sungai ketika ada orang lain yang memungut," kata Syarif.

Menurut Syarif, selama ini dia dan teman-temannya satu kelas telah tujuh kali membantu Misman memungut sampah di SKM. Gerakan itu tidak dilakukan tiap hari karena kesibukan kuliah yang harus dijalani, sehingga mereka memungut sampah di SKM sekali seminggu.  (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016