Tana Paser (ANTARA Kaltim) - Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Paser Fadriansyah mengatakan sektor pariwisata di daerah setempat sangat memerlukan peremajaan berbagai sarana infrastruktur.
"Lokasi-lokasi wisata yang ada memerlukan peremajaan infrastruktur, karena kondisinya sudah sangat memprihatinkan," kata Fadriansyah dihubungi di Tanah Grogot, Jumat.
Beberapa lokasi wisata yang memerlukan peremajaan infrastruktur, di antaranya air terjun "Doyan Turu" di daerah Lempessu, Kecamatan Pasir Belengkong, air terjun di daerah Modang, Kecamatan Kuaro, serta tempat pemandian air hangat Danum Layung di Long Kali.
"Seperti objek wisata di lempessu, jembatan menuju air terjun saat ini sudah hancur akibat diterjang banjir bandang beberapa waktu lalu," ujarnya.
Selain itu, kondisi jalan menuju tempat wisata tersebut juga mengalami kerusakan berat sehingga perlu dilakukan pengaspalan.
"Perlu pengaspalan jalan untuk memudahkan akses menuju ke sana agar sektor wisata menjadi hidup," kata Fadriansyah.
Kendati begitu, ia menegaskan bahwa peremajaan infrastruktur pariwisata tersebut tidak memungkinkan seluruh anggarannya dibebankan kepada Disbudparpora Kabupaten Paser.
"Saya sudah beberapa kali menyampaikan kondisi itu ke Bappeda, tetapi sejauh ini belum ada kejelasan," katanya.
Pada 2016, Disbudparpora Kabupaten Paser sempat mendapat alokasi anggaran untuk peremajaan infrastruktur sektor pariwisata sebesar Rp10 miliar, namun yang terealisasi hanya Rp1 miliar.
"Ternyata, kami hanya mendapatkan alokasi anggaran dari Provinsi Kaltim Rp1 milyar yang diperuntukkan museum wisata di Kecamatan Pasir Belengkong," kata Fadriansyah.
"Objek wisata ini merupakan salah satu situs tertua di Paser, sehingga kami mengutamakan pemeliharaannya dibanding objek wisata lainnya," kata Fadriansyah.
Ia berharap dengan terakomodasinya peremajaan infrastruktur tersebut, sektor wisata di Kabupaten Paser akan kembali hidup.
"Jika wisata di Paser hidup kembali, bukan tidak mungkin akan menjadi andalan pendapatan asli daerah (PAD) dan bisa menggantikan sektor batu bara dan sawit yang saat ini mulai lesu," ujar Fadriansyah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Lokasi-lokasi wisata yang ada memerlukan peremajaan infrastruktur, karena kondisinya sudah sangat memprihatinkan," kata Fadriansyah dihubungi di Tanah Grogot, Jumat.
Beberapa lokasi wisata yang memerlukan peremajaan infrastruktur, di antaranya air terjun "Doyan Turu" di daerah Lempessu, Kecamatan Pasir Belengkong, air terjun di daerah Modang, Kecamatan Kuaro, serta tempat pemandian air hangat Danum Layung di Long Kali.
"Seperti objek wisata di lempessu, jembatan menuju air terjun saat ini sudah hancur akibat diterjang banjir bandang beberapa waktu lalu," ujarnya.
Selain itu, kondisi jalan menuju tempat wisata tersebut juga mengalami kerusakan berat sehingga perlu dilakukan pengaspalan.
"Perlu pengaspalan jalan untuk memudahkan akses menuju ke sana agar sektor wisata menjadi hidup," kata Fadriansyah.
Kendati begitu, ia menegaskan bahwa peremajaan infrastruktur pariwisata tersebut tidak memungkinkan seluruh anggarannya dibebankan kepada Disbudparpora Kabupaten Paser.
"Saya sudah beberapa kali menyampaikan kondisi itu ke Bappeda, tetapi sejauh ini belum ada kejelasan," katanya.
Pada 2016, Disbudparpora Kabupaten Paser sempat mendapat alokasi anggaran untuk peremajaan infrastruktur sektor pariwisata sebesar Rp10 miliar, namun yang terealisasi hanya Rp1 miliar.
"Ternyata, kami hanya mendapatkan alokasi anggaran dari Provinsi Kaltim Rp1 milyar yang diperuntukkan museum wisata di Kecamatan Pasir Belengkong," kata Fadriansyah.
"Objek wisata ini merupakan salah satu situs tertua di Paser, sehingga kami mengutamakan pemeliharaannya dibanding objek wisata lainnya," kata Fadriansyah.
Ia berharap dengan terakomodasinya peremajaan infrastruktur tersebut, sektor wisata di Kabupaten Paser akan kembali hidup.
"Jika wisata di Paser hidup kembali, bukan tidak mungkin akan menjadi andalan pendapatan asli daerah (PAD) dan bisa menggantikan sektor batu bara dan sawit yang saat ini mulai lesu," ujar Fadriansyah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016