Samarinda (ANTARA Kaltim) - Momentum serap aspirasi (reses) menjadi kesempatan berharga bagi Irwan Faisyal HP untuk kembali ke daerahnya bertemu konstituen. Reses dilaksanakan pada dua titik yaitu Kelurahan Sepinggan Raya Kecamatan Balikpapan Selatan dan Kelurahan Teritip Kecamatan Balikpapan Timur, belum lama ini.
Dalam reses terungkap warga RT 01 Gang Istaka Kelurahan Sepinggan Raya Kecamatan Balikpapan Selatan, kecewa atas pembangunan sejumlah mal di Kota Minyak. Padahal pasar tradisional masih diperlukan.
"Pengadaan lebih banyak ruang pasar tradisional sangat dibutuhkan rakyat kecil. Pemerintah dalam hal ini harus peka dan memperhatikan kami. Orang kecil seperti kami tidak sanggup untuk menyewa mal dengan biaya yang cukup besar," kata perwakilan warga saat reses Irwan Faisyal HP.
Menanggapi hal tersebut, politikus Partai Golkar setuju untuk menambah pengadaan pasar tradisional. Keberadaan pasar tradisional memudahkan mendistribusikan hasil para petani maupun nelayan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Karena itu ia akan segera melakukan komunikasi dengan Pemerintah Kota Balikpapan.
Sementara itu, warga Kelurahan Teritip Kecamatan Balikpapan Timur menyampaikan keluhan terhadap penyerapan tenaga kerja yang bekerja pada waduk Teritip. Semestinya, penyerapan tenaga kerja dapat memperdayakan sumber daya manusia dalam daerah, bukan sebaliknya, sehingga dapat meminimalkan pengangguran kota. Biaya pengupahannya pun tidak sesuai dengan upah minimum provinsi (UMP), hanya dihargai satu hari kerja Rp 6.000 rupiah.
Persoalan biaya pendidikan pasca sarjana juga terungkap saat reses. Pembiayaan pendidikan mahal membuat para orang tua kesulitan untuk menanggung beban biaya kuliah anak mereka. Seperti yang dialami Ruswandi warga Kelurahan Teritip. Ia mengaku kesulitan menebus biaya semester anaknya pada jalur mandiri sebesar Rp 9,5 juta yang berkuliah di kampus Institut Teknologi Kalimantan (ITK) jurusan matematika.
Melalui serap aspirasi, Ruswandi menginginkan agar wakil rakyat dapat membantu meringankan dan memperjuangkan ke pemerintah beban biaya pendidikan sebesar 50 persen. Selain itu, Rektorat juga turut membantu memberikan keringanan terhadap mahasiswa baru.
"Beban biaya pendidikan telalu tinggi terhadap masyarakat kecil perlu dapat perhatian serius pemerintah. Keinginan kuat gapai sebuah mimpi dapat seketika pupus lantaran tingginya biaya pendidikan. Aspirasi masyarakat, tentu akan saya bawa dan komunikasikan dengan komisi yang membidangi, sehingga dapat meringankan beban rakyat kecil yang memang benar-benar membutuhkan bantuan," kata anggota Komisi III ini. (Humas DPRD Kaltim/adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
Dalam reses terungkap warga RT 01 Gang Istaka Kelurahan Sepinggan Raya Kecamatan Balikpapan Selatan, kecewa atas pembangunan sejumlah mal di Kota Minyak. Padahal pasar tradisional masih diperlukan.
"Pengadaan lebih banyak ruang pasar tradisional sangat dibutuhkan rakyat kecil. Pemerintah dalam hal ini harus peka dan memperhatikan kami. Orang kecil seperti kami tidak sanggup untuk menyewa mal dengan biaya yang cukup besar," kata perwakilan warga saat reses Irwan Faisyal HP.
Menanggapi hal tersebut, politikus Partai Golkar setuju untuk menambah pengadaan pasar tradisional. Keberadaan pasar tradisional memudahkan mendistribusikan hasil para petani maupun nelayan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Karena itu ia akan segera melakukan komunikasi dengan Pemerintah Kota Balikpapan.
Sementara itu, warga Kelurahan Teritip Kecamatan Balikpapan Timur menyampaikan keluhan terhadap penyerapan tenaga kerja yang bekerja pada waduk Teritip. Semestinya, penyerapan tenaga kerja dapat memperdayakan sumber daya manusia dalam daerah, bukan sebaliknya, sehingga dapat meminimalkan pengangguran kota. Biaya pengupahannya pun tidak sesuai dengan upah minimum provinsi (UMP), hanya dihargai satu hari kerja Rp 6.000 rupiah.
Persoalan biaya pendidikan pasca sarjana juga terungkap saat reses. Pembiayaan pendidikan mahal membuat para orang tua kesulitan untuk menanggung beban biaya kuliah anak mereka. Seperti yang dialami Ruswandi warga Kelurahan Teritip. Ia mengaku kesulitan menebus biaya semester anaknya pada jalur mandiri sebesar Rp 9,5 juta yang berkuliah di kampus Institut Teknologi Kalimantan (ITK) jurusan matematika.
Melalui serap aspirasi, Ruswandi menginginkan agar wakil rakyat dapat membantu meringankan dan memperjuangkan ke pemerintah beban biaya pendidikan sebesar 50 persen. Selain itu, Rektorat juga turut membantu memberikan keringanan terhadap mahasiswa baru.
"Beban biaya pendidikan telalu tinggi terhadap masyarakat kecil perlu dapat perhatian serius pemerintah. Keinginan kuat gapai sebuah mimpi dapat seketika pupus lantaran tingginya biaya pendidikan. Aspirasi masyarakat, tentu akan saya bawa dan komunikasikan dengan komisi yang membidangi, sehingga dapat meringankan beban rakyat kecil yang memang benar-benar membutuhkan bantuan," kata anggota Komisi III ini. (Humas DPRD Kaltim/adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015