Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pada 2016 akan memberikan bantuan keuangan untuk pembangunan bagi 100 desa dengan nilai Rp200 juta per desa, sehingga total mencapai Rp20 miliar.

"Sebanyak 100 desa yang akan menerima bantuan tersebut terdiri dari tiga klasifikasi, yakni kategori desa tertinggal, desa berkembang, dan desa berprestasi," ujar Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Kaltim Moh Jauhar Efendi di Samarinda, Rabu.

Jauhan yang didampingi Kabid Ketahanan dan Sosial Budaya Masyarakat Musa Ibrahim, melanjutkan, untuk kategori desa tertinggal lebih diutamakan pada sejumlah desa yang berada di Kabupaten Mahakam Ulu.

Mahakam Ulu menjadi perhatian utama karena daerah tersebut memang masih banyak kawasan yang masuk dalam kategori desa tertinggal, terpencil, dan terbelakang. Apalagi Mahakam Ulu merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Sedangkan untuk kategori desa berkembang, akan tersebar di tujuh kabupaten, seperti desa di Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Penajam Paser Utara, Kutai Timur, Berau, dan Kabupaten Paser.

Untuk menentukan desa mana saja yang akan mendapat bantuan keuangan dari Provinsi Kaltim tersebut, lanjut dia, tim harus melakukan kajian dengan berbagai indikator yang telah ditentukan, sehingga dalam menetapkan desa penerima bantuan, telah memiliki dasar yang pasti.

Klasifikasi ketiga penerima bantuan keuangan adalah desa berprestasi. Untuk menentukan desa berprestasi tersebut indikatornya sudah jelas, yakni desa yang telah memiliki prestasi dan telah terbukti menjadi juara lomba desa, baik lomba tingkat Provinsi Kaltim maupun lomba tingkat nasional.

Saat ini, lanjut dia, BPMPD di masing-masing kabupaten telah dimintanya membuat pengajuan tentang desa mana saja yang diusulkan mendapat bantuan keuangan tersebut, sehingga atas usulan dari kabupaten, maka tim dari provinsi akan memverifikasi, mengkaji dan kemudian menetapkannya.

"Selain memberikan bantuan keuangan kepada 100 desa, kami juga telah membuat program pengembangan kawasan ekonomi antardesa yang juga diterapkan pada 2016 mendatang. Ini merupakan penjabaran program nasional untuk membangun Indonesia dari pinggiran," kata Jauhar lagi.(*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015