Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Penerbangan ke pedalaman Kalimantan Timur, kembali dihentikan akibat kabut asap semakin pekat melanda kawasan itu.

Kepala Otoritas Bandara Temindung Samarinda, Agus Pramuka, saat dihubungi di Samarinda, Selasa, mengatakan aktivitas penerbangan menuju sejumlah wilayah di pedalaman Kaltim itu sudah terganggu sejak enam hari terakhir.

"Aktivitas bandara tidak ditutup secara total, tetapi hanya penerbangan ke sejumlah pedalaman Kaltim ditunda bahkan dibatalkan akibat semakin pekatnya kabut asap," ungkap Agus Pramuka.

Dibatalkannya sejumlah penerbangan di Bandara Temindung tersebut, kata Agus Pramuka, akibat jarak pandang yang semakin pendek sehingga sangat membahayakan penerbangan.

"Jarak pandang semakin pendek bahkan kemarin (Senin,19/10) masih sempat mencapai 600 hingga 800 meter namun hari ini hanya berkisar 400 sampai 500 meter dan kondisi itu sangat membahayakan penerbangan," katanya.

"Apalagi, di Bandara Temindung Samarinda masih mengandalkan pendaratan secara visual sehingga sangat bergantung pada kondisi jarak pandang, berbeda dengan bandara di Balikpapan yang sudah memiliki navigasi yang lengkap ditambah alat `Instrument landing system/ILS` atau instrumen sistem pendaratan sehingga aktivitas penerbangan tidak terlalu berdampak terhadap kabut asap," ujar Agus Pramuka.

Pembatalan penerbangan akibat kabut asap tersebut, katanya, merupakan keputusan maskapai dan pilot.

"Berdasarkan pertimbangan keselamatan penerbangan itulah, maka pilot dan pihak maskapai membatalkan sejumlah penerbangan. Otoritas Bandara hanya memberi data pendukung terkait kondisi cuaca dan jarak pandang," kata Agus Pramuka.

Sementara, Kepala Seksi Teknik Keamanan Pelayanan Darurat di Bandara Temindung Samarinda, Roesmanto mengungkapkan, otoritas bandara sudah memberikan pemahaman kepada para penumpang bahwa pembatalan penerbangan tersebut akibat kondisi alam yang membahayakan keselamatan penerbangan.

"Kami sudah menyampaikan kepada masyarakat bahwa pembatalan tersebut demi keselamatan penerbangan akibat kondisi alam. Jadi, banyak warga yang akhirnya memutuskan menggunakan jalur darat menuju ke sejumlah wilayah pedalaman Kaltim," ujar Roesmanto.

Terpisah, Kepala Otoritas Bandara Kalimarau, Bambang Hartato mengatakan, aktivitas penerbangan di Kabupaten Berau juga terganggu akibat kabut asap yang semakin pekat menyelimuti daerah itu.

Pada Selasa, kata Bambang Hartato, jarak pandang di Bandara Kalimarau hanya berkisar 400 hingga 500 meter atau jauh dibawah syarat jarak pandang terendah yakni 3.500 meter.

"Aktivitas penerbangan di Bandara Kalimarau kembali terganggu akibat semakin pekatnya kabut asap sejak Jumat (16/10) sampai sekarang. Otoritas bandara hanya membatasi penerbangan berdasarkan syarat jarak pandang terendah yakni 3.500 meter sementara jarak pandang saat ini hanya berkisar 400 sampai 500 meter," kata Bambang Hartato.

Sebelumnya, lanjut dia, penerbangan di Bandara Kalimarau Kabupaten Berau itu juga sempat terganggu selama satu bulan, kemudian kembali normal selama satu minggu dan sejak Jumat, pekan lalu sejumlah penerbangan kembali dibatalkan akibat kabut asap semakin pekat.

"Kami berharap, kabut asap segera menipis sehingga aktivitas penerbangan bisa kembali normal," kata Bambang Hartato.(*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015